Kreatif! Warga Cililin Manfaatkan Sungai Kering untuk Lahan Pertanian

- 21 September 2020, 16:05 WIB
Warga memanfaatkan sungai kering untuk menggarap lahan pertanian
Warga memanfaatkan sungai kering untuk menggarap lahan pertanian /M Fathir
 
BERITA KBB - Aliran Sungai Citarum di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat surut sejak terjadi kemarau selama beberapa bulan terakhir. Warga setempat memanfaatkan aliran sungai tersebut untuk dijadikan lahan pertanian.
 
Puluhan warga di Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin tersebut menggarap lahan yang akan mereka tanami dengan berbagai macam sayuran. Namun ada juga lahan yang di atasnya sudah tumbuh benih sayuran seperti timun, kacang panjang, dan padi. 
 
Wawan (65), warga Kampung Ciminyak, Desa Rancapanggung mengungkapkan, dirinya rutin menggarap lahan pertanian di tanah aliran Sungai Citarum yang mengering saat musim kemarau tiba. Pada kemarau tahun ini, ia menanam timun dan kacang panjang. 
 
 
"Saya dari tahun 90-an sudah mulai menanam di aliran Sungai Citarum kalau kemarau. Tahun ini saya tanam timun dan kacang panjang," ujar Wawan, Senin, 21 September 2020.
 
Ia mengaku menggarap lahan seluas 500 meter persegi dengan memanfaatkan aliran sungai yang menyusut. Keuntungannya, ia tak perlu membayar biaya sewa lahan sebab tak ada pemiliknya. 
 
"Jadi karena ini lahan enggak ada yang punya, ya memang bebas dipakai. Itu aja keuntungannya. Tapi kalau modal ya tetap harus mengeluarkan sendiri," katanya.
 
 
Untuk menanam mentimun, Wawan harus mengeluarkan modal sebesar Rp 2 juta. Nantinya sebanyak 7 kuintal timun bisa dipanen dengan harga jual Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu perkilogram ke tengkulak. 
 
"Modalnya sekitar Rp 2 juta untuk bibit, pupuk, dan pekerja. Karena yang mahal itu kan sebetulnya pekerjanya. Nanti panen sekitar 7 kuintal, keuntungannya sekitar Rp 5 juta," tuturnya.
 
Menurut Wawan, kondisi kemarau tahun ini terlambat datangnya. Hal itu ditandai dari air sungai yang surut namun tidak terlalu mengering padahal sudah memasuki bulan September. 
 
"Kalau kemaraunya tahun ini agak terlambat, karena kan tahun lalu di bulan Juni sudah masuk kemarau. Tahun ini baru di Agustus dan di September juga masih ada hujan. Kalau melihat kondisi seperti ini, mungkin kemaraunya enggak akan sepanjang tahun lalu," ujarnya.***

Editor: Cecep Wijaya Sari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x