TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia

- 7 Februari 2023, 00:08 WIB
Ilustrasi TikTok. TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia
Ilustrasi TikTok. TikTok dan Ancaman Bahaya untuk Generasi Muda Indonesia /Pixabay/antonbe/

Bagian dari ketagihan ini segera bekerja dari video pertama yang tayang saat Anda menjalankan aplikasinya. Berbeda dengan YouTube, Instagram, atau aplikasi penayangan video lain, TikTok memulai reaksi berantai ini dengan langsung tanpa persetujuan Anda.

Maka tak penting visi title dan thumbnails bagi konten kreator untuk menarik minat penontonnya. Semua sudah tersajikan oleh TikTok lengkap untuk Anda.

Pete Judo, seorang Konsultan Ilmu Perilaku, menggambarkan sistem TikTok dan audiens bak seekor tikus yang terkurung dalam kotak, tikus tersebut hanya tinggal menekan tombol untuk mendapatkan sepotong keju.

Tidak sampai di situ, algoritma TikTok ini seperti yang saya jelaskan, tetapi tidak hanya menampilkan apa yang Anda sukai, ia juga memperlihatkan konten-konten lain yang disaring berdasarkan pilihan pengembang.

Baca Juga: Jadwal Pertandingan di Tanggal 8 dan 9 Februari 2023. Pertandingan Seru Manchester United vs Leeds United

Sering Anda lihat konten-konten tidak bermutu yang menghibur bagi mayoritas audiens, menciptakan banyak selebritas baru di jagat maya berlandaskan konten tidak bermoral dan berbobot.

Mungkin kita tidak seperti tikus dalam kotak itu. Toh, kita masih bisa mengontrol konten mana yang disukai dan konten mana yang tidak disukai, semua hanya tinggal swipe, sampai tanpa sadar kita telah masuk pada zona scrolling.

Mari kita kunci kata “keju” dan “kotak”. Pegang erat sembari membaca bahasan berikut, dan sejenak mengheningkan cipta untuk melihat lebih dalam gambaran besar selanjutnya.

Adiksi terhadap TikTok akan sulit untuk dihentikan

Ada dua jenis konten TikTok, konten yang memang memuat minat Anda di dalamnya, entah itu sesuatu yang benar-benar menghibur, bernilai sampai bikin penontonnya terperangah, ini diibaratkan sebagai makanan lezat, kita sebut dia “rewarding”, dan jenis konten lainnya yang sama sekali tidak memiliki inti, atau makanan hambar, “unrewarding”.

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x