Network
BERITA KBB - Baru-baru ini, viral banget video tiktok sekumpulan anak muda yang merasa dirinya kaya dengan nongkrong di 'Mall Mevah' dan menyindir orang-orang yang tak mampu seperti mereka.
Video itu viral karena banyak di repost atau di upload diberbagai media sosial seperti Facebook, Twitter bahkan Instagram.
Tak hanya itu, banyak akun Instagram influencer (Ceklis Biru) atau akun Instagram lain yang menyandingkan video tersebut dengan public figure seperti Raffi Ahmad, Ruben Onsu, dan Eko Patrio yang sedang makan sate di warung kaki lima.
Baca Juga: Takut Gemuk Kalau Sarapan Pagi? Cobain Yuk Menu Sarapan Sehat Ini
Baca Juga: Menang di laga PSG Vs Manchester United Dengan Skor 2-1, Solskjaer Puji Penampilan De Gea dan Alex T
Bukan hanya disandingkan dengan tiga orang public figure itu saja, ada juga video lain yang membandingkan dengan potongan video Sandiaga Solehudin Uno (Sandi Uno) yang sedang nongkrong di pinggir jalan sambil menikmati wedank jahe.
Terus bagaimana jika seorang Youtuber yang juga sebagai penulis, sutrada film dan Stand Up Comedian ternama di Indonesia Raditya Dika disandingkan dengan video viral 'Mall Mevah' itu.
Selama masa pandemi COVID-19 ini, Raditya Dika lebih sering nongkrong atau duduk di depan komputernya untuk sekedar menulis ide-idenya dan bermain game.
Baca Juga: Siap Siaga, Pemkot Depok Lakukan Mitigasi Antisipasi Bencana Alam Longsor dan Banjir
Baca Juga: Keren! Ini 3 Fakta Baru Manga Boruto Chapter 51, Diantaranya Boruto Punya Kekuatan Baru Simak Disini
Dalam youtubenya, Raditya Dika bercerita bahwa dirinya banyak menghabiskan waktunya di depan komputernya hanya untuk bermain game bersama temen-temennya dan menulis ide-ide serta materi-materi stand upnya.
"Pandemi ini sudah 7 bulan lebih, dan gue sudah mulai terbiasa hidup di ruangan kerja yang kecil ini. Dimulai dari bangun tidur, kerja, sampai main game, semua dilakikan bersama PC (komputer)," ucap Radit di dalam videonya, Selasa (20 Oktober 2020).
Walaupun sempat rusak, PC kesayangannya sudah kembali setelah di rakit ulang dengan komponen-komponen yang sangat mahal. Hal itu membuat Ia sangat senang akan kualitas PCnya yang sekarang.
Setelah dihitung-hitung, Radit akan menghabiskan uang sebesar kurang lebih 80juta untuk sebuah PC yang didambakannya untuk keperluan pekerjaan dan bermain game.
Walaupun semua komponen-komponen pembuatan PCnya itu diberikan oleh Asus, Ia tak akan segan merakit PC dengan spesifikasi serupa walaupun tak dibayar oleh Asus.
"Kalaupun gua ga dikasih, gua maunya PC yang seperti ini," tutupnya.***
