BERITA KBB- Pelaku pemerkosaan terhadap 12 santriwati Herry Wirawan alias HW ternyata memiliki perjalanan kurang baik selama menjadi santri. Hal ini dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum saat memberikan respon mengenai kasus yang membuat marah seluruh pondok pesantren karena kelakuan HW.
Uu Ruzhanul Ulum yang menjabat sebagai panglima santri Jawa Barat ini menuturkan, sebagai orang yang dibesarkan di Pesantren dan seorang cucu kiyai besar, Kang Uu menelusuri siapa sebenarnya HW. Dan ternyata HW memliki track record yang kurang baik di pesantren.
"Tersangka memang pernah menepuh pendidikan di suatu pondok pesantren, namun memang yang bersangkutan punya track record kurang baik," kata Kang Uu, Kamis 9 Desember 2021.
Baca Juga: Kalah Memalukan dari Persebaya Surabaya, Robert Alberts Sebut Hasil Terburuk Persib Bandung
Mengenai trek rekor kurang baik HW, Uu tak menyampaikan lebih lanjut. Uu hanya meminta bahwa perilaku menyimpang HW jangan membuat seluruh guru ngaji disamakan dengan kelakuannya.
Para orang tua juga kata Kang Uu harus melakukan pengawasan terhadap anak yang sedang mondok di pesantren. Karena itu hak bagi setiap orang tua atau wali murid. Orang tua bisa memantau perkembangan anak, baik itu kondisikesehatan fisik, mental, dan hal lainnya.
"Kalau di pesantren yang benar orang tua tidak memberikan secara full. Tapi tetap harus ada 'ngalongok ka Pesantren. Contoh di Pesantren saya ada liburnya setahun itu dua kali. Orang tua boleh nengok perkembangan di pesantren. Sehingga terpantau pendidikan, kesehatan, dan lainnya tidak cukup dengan telpon," kata Uu.
Baca Juga: KASUS Pemerkosaan Guru Pesantren di Bandung, DR. Ayang Utriza Yakin : Tuntut Hukuman Mati
Baca Juga: Siapa Fadil Jaidi yang Foto Bareng Anya Geraldine dan Menjadi Bulyy-an Netizen, Berikut Profil dan Biodata
Para orang tua juga kata Uu Ruzhanul Ullum harus lebih hati hati saat akan memasukan anak ke lembaga pendidikan. Banyak aspek yang perlu dipertimbangkan mulai dari biaya, fasilitas, metode belajar, asal usul pendidikan guru, pendiri, yayasan, hingga legalitas lembaga yang berdiri.
Orang tua juga harus waspada jika ada pesantren yang aneh-aneh baik dari pola pendidikannya, perilaku guru dan lainya yang dijalankan di pesantren.
Karena biasanya, di pesantren itu yang mengajar santriwati atau santri putri itu guru perempuan. Santri laku laki gurunya laki laki lagi. Kecuali pimpinan umum pesantren atau pendiri sebagai Syaikhul Masyaikh yang bisa mengajar santri dan santriwati. Dan biasanya juga selalu dibatasi dengan tirai tidak langsung begitu saja.
Baca Juga: Komite Solidaritas Pelindung Anak DPP PSI Minta Pelaku HW Pemerkosa 12 Santriwati di Pondok Pesantren Dikebiri
"Saya juga minta kepada pimpinan pesantren harus ada pemantauan ketat terhadap para pengajar ustad atau ustadah, asatid atau asatidah termasuk pengurusan yang lain," tegas Pak Uu.