Akibat Seks Bebas Lalu Tertular HIV-AIDS, 4 Warga Cimahi Meninggal Dunia

- 29 Agustus 2022, 13:15 WIB
 Ilustrasi penyakit HIV/AIDS/pixabay. Akibat Seks Bebas Lalu Tertular HIV-AIDS, 4 Warga Cimahi Meninggal
 Ilustrasi penyakit HIV/AIDS/pixabay. Akibat Seks Bebas Lalu Tertular HIV-AIDS, 4 Warga Cimahi Meninggal /
 
Berita KBB - Angka pengidap Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) di Kota Cimahi semakin mengkhawatirkan dan tidak terbendung. Setiap tahunnya selal ada warga Cimahi yang positif terkena HIV-AIDS. 
 
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah warga yang terkena HIV-AIDS dari tahun 2005 sampai Juni 2022 sudah mencapai 583 orang. 
 
Sebanyak 65 orang di antaranya meninggal dunia. Sementara khusus temuan tahun 2022 ada 23 kasus, 4 orang di antaranya meninggal dunia. 
 
"Mayoritas usianya itu produktif. Usia 22-30 tahun," ucap Pemegang Program HIV-AIDS dan IMS pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi Mulyono pada Senin (29/8/2022). 
 
 
Dirinya mengungkapkan, penyebaran penyakit mematikan itu sekarang lebih didominasi perilaku seks bebas. Bukan dari pemakaian jarum suntik napza secara bergantian. 
 
"Sekarang itu dominan dari prilaku seks bebas. Kalau dari penggunaan napza berkurang," ucap Muluono. 
 
Mulyono mengungkapkan, pihaknya rutin melakukan pemeriksaan setiap bulan terhadap 
populasi berisiko terkena HIV-AIDS seperti Wanita Pekerja Seks (WPS), waria, Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan pengguna napza suntik. 
 
 
Hasilnya, penderita terbanyak HIV-AIDS di Kota Cimahi didominasi dari populasi LSL atau prilaku seks menyimpang. "Pada intinya populasi LSL terbanyak di Kota Cimahi. Data di dapat dari hasil  pemetaan tahun 2018 di Kota Cimahi," sebut Mulyono. 
 
Mulyono pun mengungkap hasil temuan di lapangan apa yang menjadi alasan penderita HIV-AIDS itu melakukan hubungan seks menyimpang sesama jenis. "Pastinya enggak tau, yang jelas mereka enggak tertarik oleh wanita. 
 
Apakah wanita tidak cantik ataupun tidak menarik? menurut mereka jawabnya entahlah," ungkap Mulyono. 
 
 
Dikatakannya, pada periode awal pandemi COVID-19, penjangkauan dan pemeriksaan hingga pencegahan HIV-AIDS sempat terganggu. Nemuin seiring meredanya pandemi COVID-19, pihaknya sudah rutin terjun ke lapangan. 
 
Pasalnya, lanjut Mulyono, penderita penyakit menular tersebut harus terdeteksi agar segera dilakukan penanganan. Meskipun pada dasarnya HIV-AIDS tidak bisa disembuhkan. Penderita hanya diberikan obat sesuai resep dokter. Konsumsi obat tersebut dilakukan agar virusnya tidak semakin berkembang.
 
"Pada dasarnya kondisi kondisi mereka terlihat tidak masalah dan sehat. Memang terlihat sedikit berubah psisikisnya ketika mereka dinyatakan  hasil reaktif atau positif," ungkap Mulyono. 
 
Selain populasi kunci, pihaknya juga melakukan deteksi dini terhadap calon pengantin dan ibu hamil untuk pencegahan penularan terhadap anaknya. 
 
"Proses screening-nya bukan hanya HIV, jadi triple elimination berbarengan sama Hepatitis B dan Sipilis. Diperiksa secara bersamaan," ujar Mulyono.
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x