Apa dan Bagaimana Gempa Terjadi di Perairan Selatan Jawa, Begini Tanggapan BMKG

- 25 Oktober 2020, 09:50 WIB
Peta gempa yang dirilis BMKG./BMKG
Peta gempa yang dirilis BMKG./BMKG /Berita KBB

BERITA KBB  - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis secara resmi sekaligus tanggapan atas gempa yang terjadi pada Minggu 25 Oktober 2020 di Perairan Selatan Jawa.Beberapa poin dirilis BMKG  sebagai berikut:

1. Informasi Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi pada hari Sabtu, 25 Oktober 2020, pukul 07:56:45 WIB. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,87° BT dan 8,32° LS (90 km baratdaya Pangandaran, Jawa Barat) dengan magnitudo M5,9 pada kedalaman 10 km. Berdasarkan informasi dari _GeoForschungsZentrum_ (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat  107,95°BT dan 7,99°LS dan dengan magnitudo M5,5 dan kedalaman 65 km. _The United States Geological Survey_ , Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat  dan 107,968°BT dan 8,009°LS dengan magnitudo M 5,0 dan kedalaman 57,1 km.

2.Kondisi geologi daerah terdampak gempa bumi.

Pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di sebelah selatan Pulau Jawa. Berdasarkan tatanan tektonik perairan selatan Jawa dipengaruhi oleh zona tunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, sehingga memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Jawa. Wilayah di sekitar pusat gempa bumi disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunungapi berumur Tersier serta batuan gunungapi berumur Kuarter. Batuan Tersier yang terlapukan serta batuan berumur muda dan bersifat urai bersifat mengamplifikasi guncangan gempa bumi.

3. Penyebab gempa bumi
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, gempa bumi berasosiasi dengan aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat.

4.Dampak gempa bumi
Guncangan gempa bumi dirasakan di Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Guntur (Kec. Tarogong Kaler, Garut) dan PGA Gede (Kec. Cicuruk, Sukabumi) dengan intensitas III MMI _(Modified Mercalli Intensity)_, dan Pos PGA Galunggung (Kec. Padakembang, Tasikmalaya) dengan intensitas II MMI. Informasi dari tim Badan Geologi yang berada di Kota Bogor, guncangan dirasakan dengan intensitas II MMI. Guncangan gempa bumi juga terekam pada stasiun pemantauan G. Salak, G. Slamet, dan G. Ijen, namun guncangannya tidak dirasakan.

Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Sukabumi, Tasikmalaya, dan  Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI, di Cilacap, Kuningan, Garut,  dengan intensitas III MMI, serta di Kab. Bandung, Banyumas, Kutoarjo, Kebumen, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan Bandung dengan intensitas II-III MMI.
Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi mengenai kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini.

5.Rekomendasi:
(1) Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari pemerintah daerah dan BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
(2) Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.

Sumber :
1.Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami
2.Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
3.Badan Geologi - KESDM

Editor: Arief NK


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x