Khutbah Jumat 1 Juli 2022 Awal Dzulhijjah: Tiang Agama yaitu Tauhid dan Istighfar

- 30 Juni 2022, 14:29 WIB
Ilustrasi khotbah Jumat
Ilustrasi khotbah Jumat /Pixabay/Shafin_Proctic

BERITA KBB – Simak khutbah Jumat awal Dzulhijjah yang berisikan materi tentang tiang agama lewat artikel berikut.

Khutbah Jumat awal bulan Dzulhijjah berisikan materi tentang tiang agama yaitu Tauhid dan istighfar.

Khutbah Jumat tersebut dapat dijadikan referensi bagi anda yang diberikan tugas untuk menjadi Khatib pada sholat Jumat.

Baca Juga: Amalan Apa Yang Setara Dengan Haji dan Umrah? Simak Penjelasan!

Pada Jumat kali ini, kita akan memasuki awal bulan Dzulhijjah, dan akan bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha.

Dilansir BERITA KBB lewat website resmi ngaji.id, berikut ini materi khutbah Jumat yang dapat dijadikan referensi untuk menyambut bulan Dzulhijjah yang membahas tentang tiang agama yaitu Tauhid dan istighfar.

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلّهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillahirobbil aalamiin.. Puji syukur kita patut panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya yang tak terhitung yang diberikan kepada kita.

Baca Juga: Profil dan Biodata Raisa Andriana, Penyanyi Cantik nan Terkenal Asal Jakarta

Salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan yaitu dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Larangan terbesar yang wajib kita jauhi yaitu syirik, karena ialah yang menjauhkan kita dari rahmat Allah SWT.

Baik itu syirik besar atau syirik akbar maupun syirik kecil atau syirik ashghar.

Jamaah Shalat Jumat yang dirahmati Allah

Tauhid merupakan dasar dalam kita beragama bahkan dengan Tauhid inilah Allah melimpahkan keberkahanNya dalam hidup ini.

Baca Juga: Sebanyak 11 Santriwati di Depok Menjadi Korban Kekerasan Seksual dari Oknum Ustaz

Tak hanya keberkahan, kenikmatan, ketenangan, kebahagiaan juga akan menyertai kita pada akhirnya surga merupakan balasan dari Allah untuk hambaNya yang menjunjung tinggi Tauhid.

Allah SWT mengingatkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW untuk mengetahui tentang tauhid. Kemudian juga meminta ampun atas semua dosa. Karena kedua hal ini merupakan tiang dari agama yaitu tauhid dan istighfar.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT yaitu:

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad[47]: 19).

Dalam ayat tersebut kalimat فَاعْلَمْ memiliki arti yaitu mengetahui. Kita diperintahkan untuk belajar, dan terus belajar.

Kita tidak akan mengetahui tentang apa itu agama jika kita tidak belajar tentangnya. Dan pelajaran pertama tentang agama yang harus kita ketahui adalah tentang tauhid.

Kita harus belajar bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali hanya Allah SWT.

Tidak ada yang lain yang boleh kita sembah kecuali pada Allah SWT dan Ia lah satu-satunya Illah yang patut disembah di muka bumi ini.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ ۚ

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”.” (QS. Az-Zumar[39]: 38)

Kita harus mengetahui bahwa tidak ada yang menciptakan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi ini kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan kita, orang tua kita, dan orang-orang Sebelum kita, maka hanya  kepada Allah Subhanahu wa Ta’alalah kita wajib menyembah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah[2]: 21)

Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah

Selain Tauhid, hal yang kedua juga harus kita ketahui yaitu Allah SWT lah yang memberikan rejeki kepada kita. Tidak ada Dzat lain dimuka bumi ini yang memberikan rejeki melainkan hanya Allah SWT.

Allah telah memberikan rejeki kepada seluruh makhluk. Entah itu kepada kita, kepada orang fasik, orang fajir atau bahkan orang kafir.

Tak hanya rejeki, dalam hidup kita juga mengetahui bahwa kelak akan menemui kematian. Kemudian ada hisab, selanjutnya yaitu adzab.

Ada pula surga yang berisikan segala macam kenikmatan dan ada juga neraka tempat kita di adzab nantinya sesuai dengan perbuatan kita.

Kita wajib mengetahui itu dan kita wajib beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalimat لا إله إلا الله merupakan awal diciptakannya segala makhluk ini. Dan juga akhir kehidupan kita dengan لا إله إلا الله. Kalau kita mati dalam keadaan kita mengetahui tentang لا إله إلا الله , maka kita akan masuk surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, maka dia akan masuk surga.” (Hadits shahih riwayat Imam Muslim).

Kalimat Laa ila ha illallah merupakan dasar dan juga merupakan sebuah dzikir yang paling utama.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

أَفْضَلُ الذِّكْرِ : لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ

“Seutama-utamanya dzikir adalah Laa ilaaha illallah.” (HR. At Tirmidzi)

Semua sesembahan yang disembah manusia selain Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah batil dan merupakan syirik akbar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mengampuni dosa orang berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa'[4]: 48)

Allah mengingatkan kepada Nabi Muhammad untuk memohon ampun kepadaNya

Sebagaimana firman Allah:

وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

“dan mohonlah ampunan bagi dosamu..” (QS. Muhammad[47]: 19)

Jika Nabi Muhammad saja diperintahkan oleh Allah untuk memohon ampun atas dosa-dosanya, hal yang sama juga harus kita lakukan yaitu memohonkan ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

ياأيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإنى أتوب في اليوم مائه مرة

“Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, dan minta ampunlah kepada-Nya. Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah dalam sehari 100 kali.” (HR. Muslim)

Memohon ampun kepada Allah dengan satu-satunya jalan yaitu dengan membaca istighfar.

Istighfar juga merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Karena Allah SWT selalu menyebutkan kepada para Nabi saat berdakwah, seusai Nabi memerintahkan untuk beribadah hal selanjutnya yang juga harus dilakukan yaitu dengan bertaubat kepada Allah, memohon ampunanNya.

Allah SWT tidak akan mengadzab suatu kaum jika mereka selalu beristighfar dan memohonkan ampun kepadaNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS. Al-Anfal[8]: 33)

Nabi Muhammad SAW selalu melafalkan kalimat istighfar setiap seusai shalat lima waktu, hal tersebut juga wajib kita lakukan.

Beristighfar seusai melakukan ibadah, memohon ampun kepada Allah karena sejatinya kita tak lepas dari kata lalai akan beribadah kepada Allah SWT.

Allah SWT mengetahui sedangkan kita tak mengetahui, Allah mengetahui segala sesuatu yang kita kerjakan. Untuk itulah dari segala sesuatu yang kita kerjakan bisa jadi mendatangkan murkanya Allah.

Untuk itulah, kita selalu diperintahkan untuk beristighfar atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

Beristighfar atas perilaku, beristighfar atas ucapan dan perbuatan, beristighfar dalam setiap waktu, utamanya seusai melaksanakan shalat wajib lima waktu.

Khutbah Kedua

Ma’asyiral muslimin,

Ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil lewat ayat ini. Salah satunya yaitu Allah SWT memerintahkan kita untuk belajar dan tuntuk menuntut ilmu karena hukumnya adalah wajib.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah No. 224)

Kita tidak akan tahu tentang agama Islam kecuali dengan belajar. Pun kita tidak akan tahu tentang bagaimana mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dengan belajar.

Kita tidak akan tahu mana yang tauhid dan mana yang syirik, mana sunnah dan mana bid’ah, mana yang taat dan mana yang maksiat, serta mana yang ma’ruf dan mana yang munkar kecuali dengan belajar.

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan rezeki kepada kita. Tapi kita harus sisihkan waktu kita untuk ibadah dan untuk mempelajari agama ini sampai kita mati.

Faedah yang kedua yang bisa kita ambil dari ayat ini yaitu pelajaran pertama yang harus kita pelajari adalah tentang tauhid. Ini yang paling pentik dan pokok.

Faedah yang ketiga, bahwasanya tidak ada yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Satu-satunya yang wajib kita ibadahi hanya satu, Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Selain-Nya yang manusia sembah semuanya adalah batil, sesat, kufur, syirik, dan semuanya membawa ke neraka.

Faedah yang keempat, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk beristighfar siang dan malam. Meminta ampun karena kita banyak dosa yang tidak terhitung jumlahnya.

Faedah yang kelima, kita juga hendaknya memohonkan ampun untuk orang-orang mukmin. Terutama orang tua kita. Kemudian saudara kita, sanak famili, lalu kaum mukminin dan mukminat.

Kemudian faedah selanjutnya yang keenam adalah bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui semuanya ini. Allah Maha Mengetahui apa pun yang kita lakukan. Kita wajib berhati-hati agar kita berjalan di atas jalan yang haq untuk taat kepada-Nya. Dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat.

Semoga apa yang disampaikan dalam materi khutbah Jumat kali ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Semoga kita selalu bisa menjadi umat yang selalu belajar, selalu memohonkan ampun atas dosa-dosa kita dengan banyak beristighfar, dan selalu berhati-hati akan tiap perbuatan yang kita lakukan.

Karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang tak kita ketahui.

Demikian khitbah Jumat awal bulan Dzulhijjah dengan materi tiang agama yaitu Tauhid dan istighfar.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x