BERITA KBB - Pada hari kiamat kelak, seluruh manusia akan dibangkitkan lagi. Lalu manusia dan jin akan digiring ke padang mashsyar dengan berbagai kondisi yang berbeda sesuai dengan amalnya.
Ustadz Abu Ibrahim Heykal Sya'ban menggambarkan ada tujuh golongan manusia yang beruntung mendapatkan naungan Allah Subhanahu wa Ta'alla. Berikut penjelasannya :
1. Imam atau Pemimpin yang Adil
Para ahli ilmu mengatakan maksudnya adalah para pemimpin yang memiliki kekuasaan, termasuk hakim di pengadilan dan orang yang memiliki kekuasaan pada orang lain.
Mereka yang adil adalah yang mengikuti perintah Allah, dengan meletakan sesuatu sesuai dengan tempatnya, tanpa berlebihan ataupun tidak kekurangan.
Mereka tidak memerlukan ridha manusia, seperti sabda rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang mencari ridho Allah saat manusia tidak suka, maka Allah akan cukupkan dia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari ridho manusia namun Allah itu murka, maka Allah akan biarkan dia bergantung pada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2414 dan Ibnu Hibban no. 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Mereka yang berbuat adil dalam hukum, keluarga, maupun wewenang mereka. Mereka akan ditempatkan di mimbar-mimbar cahaya disamping Arrahman.
Baca Juga: Mengenal Jam Kiamat, Alarm Kehancuran Dunia yang Berawal dari Lomba Bikin Senjata Nuklir
2. Pemuda yang Tumbuh Dewasa dalam Keadaan Beribadah pada Allah.
Maksudnya adalah manusia yang beribadah terus, semenjak kecil melakukan ketaatan pada Allah, dosanya lebih kecil dan kebaikannya lebih banyak sehingga tabungan pahalanya lebih banyak.
Disini pentingnya mendidik anak kita dibiasakan beribadah sejak kecil dan diberikan pendidikan agama yang baik.
3. Seseorang yang Hatinya Terikat dengan Masjid-Masjid
Baca Juga: 5 Keutamaan Membaca Al Quran di Bulan Ramadhan, Bisa Jadi Pertolongan Hari Kiamat
Seseorang yang benar - benar mencintai masjid, saking cintanya hatinya selalu teringat dengan masjid. Sering bolak balik ke masjid untuk beribadah mulai dari solat, membaca quran, hingga duduk di majelis ilmu. Ketika dia keluar dari masjid dia selalu rindu kembali ke masjid untuk memakmurkannya.
4. Dua orang yang Saling Mencintai karena Allah, Mereka Berkumpul karena Allah, dan Berpisah karena Allah
Maksudnya adalah dua orang atau sekelompok orang ini berhubungan karena Allah dan tidak memutuskan hubungannya selama-lamanya.
Entah itu jasadnya ketemu atau tidak hingga maut memisahkan. Saling mengingatkan urusan akhirat kembali pada syariat Allah dan sunnahnya.
Ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain, maka Allah pun mengutus malaikat ditengah perjalanannya. Ketika malaikat yg menyerupai manusia mendatanginya dan bertanya kamu mau kemana? saya ingin mengunjungi saudaraku dikampung ini. Apakah ada keuntungan yang ingin engkau harapkan? Dia menjawab tidak. Aku mengunjunginya karena saya cinta karena Allah Ajja wa Zalla. Sesungguhnya aku utusan Allah yang ingin mengabarkan bahwa Allah mencintaimu karena itu. Keutamaan saling mencintai karena Allah, dan jadi sebab dicintai oleh Allah, dan mengunjungi orang-orang saleh.
5. Seorang Lelaki yang Digoda oleh Wanita yang Memiliki Kedudukan dan Kecantikan, Lalu Dia Menjawab Sesungguhnya Aku Takut pada Allah (inni akhafullah)
Seorang yang digoda oleh wanita untuk berzina karena kedudukan dan kecantikannya. Allah akan memberikan keistimewaan berupa naungan di padang mashar.
Baca Juga: Tanda-tanda Kiamat Kubra Menurut Ramalan Jayabaya, Benarkah Sudah Terjadi?
6. Seseorang yang Bersedekah Dia Menyembunyikan sedekahnya, Sampai Tangannya yang Kiri Tidak Mengetahui Apa yang Diinfakan oleh Tangan Kanannya.
Diibaratkan orang bersedekah tapi tidak ada orang lain yang mengetahuinya, terutama sedekah yang sifatnya sunnah atau sedekah biasa. Kebanyakan ulama berpendapat sedekah yang wajib justru afdal untuk memperlihatkannya.
Jadi syiar atau dakwah memberitahu orang lain, jadi contoh orang lain untuk melakukannya.
Baca Juga: Sinopsis '2012', Film Soal Kiamat yang Kembali Tayang di Bioskop TransTV Malam Ini Pukul 21.00 WIB
Sebagian ulama berpendapat tergantung maslahatnya, kalau semua sudah sadar akan kewajiban tidak perlu terang-terangan. Tetapi kalau kesadaran orang masih minim, boleh melakukannya.
7. Seseorang yang Berdzikir pada Allah, Mengingat Allah dalam keadaan menyendiri lalu menangis.
Para ulama mengatakan entah dia berdzikir pada Allah dengan hatinya, dengan pikirannya, atau dengan ucapannya lalu dia meneteskan air matanya, dimana orang tidak ada yang melihatnya, untuk terhindar dari riya dan ini mendekatkan diri pada ikhlas.
Contohnya di sepertiga malam terakhir, sambil mengingat dosa dan keagungan Allah. Air mata yang akan membebaskan kita di padang mashar.
Baca Juga: Pj Wali Kota Ajak Ulama dan Tokoh Agama Dakwahkan Soal Penanganan Sampah di Kota Bandung
Selain tujuh golongan itu, ada riwayat lain yang menyebutkan orang yg mendapat naungan adalah orang yang memberikan bantuan pada orang yang kesulitan dalam hidup
Sedangkan maksud naungan itu menurut Ustadz Abu Ibrahim Heykal Sya'ban ada tiga pendapat antara lain naungan arsy Allah, dan para sebagian ulama meyakininya. Naungan yang Allah ciptakan khusus pada hari tersebut. Dan yang terakhir adalah naungan tersebut hanya Allah yang mengetahuiNya.
Wallahu A'lam.