Kuat Ma'ruf: Saya Tak Melihat Ferdy Sambo Menembak Brigadir J di Rumah Duren Tiga

- 9 Desember 2022, 06:16 WIB
Kuat Makruf dalam rekonstruksi adegan pembunuhan Brigadir J, adegan di kamar dengan Putri picu tanda tanya besar
Kuat Makruf dalam rekonstruksi adegan pembunuhan Brigadir J, adegan di kamar dengan Putri picu tanda tanya besar /
 
 
BERITA KBB - Terdakwa Kuat Ma’ruf mengatakan dirinya tidak melihat Ferdy Sambo menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan, Senin 5 Desember 2022.
 
Hal itu disampaikan Kuat saat bersaksi dalam persidangan kasus pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 5 Desember 2022.
 
Kuat mengatakan saat itu Yosua masuk ke rumah Duren Tiga diikuti dirinya dan Ricky Rizal. Ketiganya masuk setelah dipanggil Ferdy Sambo yang sudah berada di dalam rumah bersama Richard Eliezer alias Bharada E.
 
 
“Setelah masuk saya lihat Yosua lagi dimarahin,” ujar Kuat.
 
“Dimarahin gimana? Coba ceritakan,” ujar Hakim.
 
“Waktu itu sudah ada bapak di bawah dan sudah ada Om Richard saat itu. Waktu itu seingat saya dan sependengeran saya, bapak sempat mengatakan kepada Yosua, 'Kamu kurang ajar sekali sama saya,'” ujar Kuat.
 
“Saya tanya, seberapa jauh berdiri dengan Ricky?”
 
“Kalau gak salah berdampingan,” ujar Kuat.
 
“Apa saja yang didengar saudara?”
 
“Jadi begitu masuk Yosua lagi ngadep sini, bapak lagi marah - marah, boleh saya denger seperti itu. Saya bergeser dong. Bapak lagi marah-marah gini, Yosua sempet bilang, 'Apa pak' yang saya pahami terus tangannya begini. Saya bergeser ke deket meja kompor, saya denger sekali itu, bapak bilang 'Hajar Chard hajar Chard' terus ditembak sama Richard. Der, der! gak tau berapa kali itu, terus Yosua tengkurap di samping tangga,” ujar Kuat.
 
Pada momen inilah, Kuat mengaku tidak melihat Sambo menembak Brigadir J.
 
“Jadi setelah itu Pak Sambo sempat liat belakang, jadi pada saat itu saya, terus saya ketakutan. Kalau saya berpikir, bapak sempat nengok begitu, pikir saya saya juga mau ditembak waktu itu, ohh ternyata bapak ke depan tembak - tembak tembok,” ujar Kuat.
 
“Sebentar, sebelum tembak tembok kapan dia nembak Yosua?”
 
“Saya tidak melihat bapak menembak Yosua,” ujar Kuat.
 
“Bahasa kamu sama dengan Ricky, saya tidak tahu, tidak dengar,” ujar Hakim.
 
“Begini yang mulia, kalau posisi jatuhnya Yosua itu saya cuma lihat kakinya kalau dari tempat saya, karena kan samping tangga,” ujar Kuat.
 
“Saudara itu kan katanya tadi bilang berdiri sejajar,” cecar hakim.
 
 
“Iya tapi agak jauh sama Ricky,” ujar Kuat.
 
“Yosua tadi sudah dipraktekan sama saudara Richard. Berdirinya RE sama RR gak jauh, tapi karena kalian buta dan tuli jadi saudara gak denger dan gak liat kan gitu yang saudara sampaikan,” ujarnya.
 
“Tidak begitu yang mulia.”
 
“Terus gimana?”
 
“Kalo Pak Sambo nembak, mungkin. Kan saya udah ketutupan tinggal lihat kakinya aja kalo dari tempat saya,” ujar Kuat.
 
“Bukan, pertanyaan saya, kapan Sambo nembak? Tapi saudara bilang tidak tahu sama dengan Ricky tadi,” ujar Hakim.
 
“Saya gak lihat Pak Sambo nembak,” kembali Kuat menegaskan.
 
“Inilah sudah kubilang kamu sudah merendahkan dari awal yakan,” ujar Hakim.
 
“Saya yang mengalaminya yang mulia di situ,” ujar Kuat.
 
“Iya terserah saudara tapi faktanya saat ditanya soal penembakan oleh anggota Polres Jaksel saudara bisa jawab dengan tuntas. Apa skenario itu, kan begitu,” ujar hakim.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x