Tak Ada Motif Perselingkuhan Atau Kekerasan Seksual, Ahli Psikologi: Yosua Tak Berdaya Karena Relasi Kuasa

- 22 Januari 2023, 10:34 WIB
Tersangka Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, mantan atasan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi.
Tersangka Pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, mantan atasan Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi. /Pikiran-Rakyat/AntaraNews
 
 
BERITA KBB - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri, mengungkapkan ketidakpercayaannya tentang motif kekerasan seksual apalagi perselingkuhan antara Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dalam kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Ferdy Sambo.
 
Ia justru menyebut adanya kemungkinan bahwa Yosua merupakan korban kekerasan seksual oleh Putri atas relasi kuasa.
 
Reza menjelaskan, perselingkuhan menurut psikologi adalah relasi seksual terlarang yang mau sama mau atau konsensual seks.
 
 
“Pertanyaannya, apakah Yosua dan Putri memiliki kemungkinan itu? Sulit bagi saya untuk menerima kesimpulan jaksa sedemikian rupa karena Putri dan Yosua ini tidak ada dalam posisi yang setara, yang satu adalah ajudan, satunya adalah istri komandan bintang dua,” ujar Reza.
 
Alasan kedua Reza menolak adanya perselingkuhan adalah karena Yosua sudah memiliki calon istri.
 
“Calon istri di mata saya paling tidak lebih atraktif,” ujarnya.
 
Selebihnya, Yosua juga sedang membangun karir di Korps Bhayangkara dengan mengikuti pendidikan.
 
“Nah dengan sebagian agenda penting di kehidupannya itu, menurut saya apa urgensinya kemudian Yosua memacari, menyelingkuhi, notabene istri jenderal bintang dua? Terlalu berisiko,” paparnya.
 
Namun begitu, sejak awal Reza juga menolak adanya narasi seksual di balik peristiwa pembunuhan berencana Brigadir J itu.
 
“Tapi, karena Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terus membangun dan mendesak narasi adanya kekerasan seksual, saya justru membayangkan bahwa relasi mereka yang timpang adanya relasi kuasa,” ujar Reza.
 
 
“Maka kemungkinan yang lebih besar adalah sekiranya terjadi kekerasan seksual di antara mereka, alih - alih Yosua diposisikan sebagai pelaku, tapi justru Yosua sebagai korban,” imbuhnya.
 
Reza mengatakan, teori relasi kuasa memandang bahwa pemerkosaan atau kekerasan seksual secara umum terjadi karena dilakukan oleh pihak yang kuat terhadap yang lemah.
 
“Yang dominan terhadap submisif, yang superior terhadap imperior, yang berkuasa terhadap yang dikuasai. Sekali lagi menurut saya, Yosua lah sosok yang imperior, sosok yang lemah, sosok yang submisif. Yosua lah yang dikuasai,” ujar Reza.
 
“Kalau kita katakan ada kekerasan seksual di antara mereka, maka saya jauh lebih besar memandang Yosua lah korban kekerasan seksual tersebut,” pungkasnya.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x