Hal ini menjadi bukti, jika Bio Farma sekuat tenaga tidak hanya memdistribusikan vaksin tapi juga menyajikan data yang lengkap ke pemerintah dalam pendataan Kesehatan penduduk Indonesia.
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, menyampaikan bahwa dengan kerjasama yang dijalin dengan GS1, sejalan dengan objective Bio Farma untuk semakin berperan dalam industri global healthcare.
Bio Farma akan lebih mudah dalam aktivitas ekspor ke berbagai negara dengan aman dan dipercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak bisa dipalsukan dengan Global Trade Item Number (GTIN).
Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar SG1.
Baca Juga: Terkait Warga Hidup Tercatat Meninggal, Ini Penjelasan Disdukcapil Kota Bandung
”Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama,” urainya sambil menambahkan, Bio Farma sudah menerapkan standar SG1 sejak 2015.***