Untuk bisa menuju kondisi seperti itu maka paradigma KONI KBB dan para pengurus cabor dibawahnya harus mau berubah. Yakni berani memilih figur yang bersih dan belum terkontaminasi. Serta yang urusan dalam hidupnya sudah ‘selesai’, sehingga jabatan ketua KONI bukan untuk mencari uang.
Baca Juga: Tampil Heroik, Kiper Persib Fitrul Dwi Rustapa Diminta Untuk Tetap Rendah Hati, Berikut Profilnya
“Saya ini sudah selesai dengan kehidupan apa yang diimpikan. Semua yang diinginkan dan dicita-citakan sudah tercapai. Sekarang sejatinya, tinggal mengabdi dan berkontribusi kepada masyarakat,” kata alumni Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha angkatan 1988 ini.
Dirinya menilai, selama ini KONI KBB selalu identik dengan kekuasaan, padahal tidak harus seperti itu. Kepengurusan yang profesional pastinya tetap akan dekat dengan pemerintah, sebab terkait anggaran sudah pasti KONI itu akan diperhatikan pemerintah karena amanat undang-undang.
“Tinggal bagaimana penguatan dengan memanfaatkan jaringan yang saya punya untuk bisa mendatangkan sponsor yang bisa membantu KONI diluar anggaran pemerintah. Saya pikir itu bisa, apalagi di KBB banyak potensi yang bisa dikerjasamakan,” sambung pria yang aktif dalam kegiatan olahraga menyelam dan panjat gunung ini. ***