Berita KBB – Kebutuhan asupan gizi yang harus diperhatikan oleh seluruh orang tua dalam menjaga kesehatan sang anak, merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Mengingat saat ini tingkat obesitas yang terjadi di Indonesia, tidak hanya dialami oleh orang dewasa melainkan obesitas juga banyak dialami oleh anak.
Dr. Diana Suganda dalam risetnya menuturkan bahwa peristiwa peningkatan penyakit obesitas yang dialami oleh anak disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu minimnya edukasi bagi setiap orang tua dalam memperhatikan kebutuhan asumsi gizi terhadap anak.
Pentingnya untuk mengetahui kebutuhan asupan gizi yang baik terhadap anak tentu dapat mencegah terjadinya obesitas terhadap anak. Langkah tersebut ia tuturkan, seharusnya sudah dilakukan sebelum orang tua memutuskan untuk menikah.
Memang banyak ditemui di beberapa orang tua tidak dapat membedakan antara kebutuhan juga keinginan dari sang anak. Penerapan kasih sayang yang dianggap tidak memperhatikan risiko juga menjadi permasalahan lain, namun hal tersebut juga perlu digaris bawahi sebagai bentuk kekeliruan.
Kenali perbedaan antara kebutuhan dengan keinginan sang anak
Lantas apa saja yang perlu diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang anak? Dokter Diana dalam keterangan tertulisnya menyampaikan bahwa saat memasuki fase MPASI, orangtua harus memahami bahwa anak butuh makan dalam bentuk gizi seimbang.
Adapun makanan tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan sang anak, bukan keinginan si anak atau bahkan keinginan orangtua.
“Masuk fase MPASI, pastikan orangtua memahami bahwa anak butuh makan dalam bentuk gizi seimbang. Makan sesuai kebutuhan bukan keinginan si anak atau keinginan orangtua,” kata Diana melalui keterangan tertulis, dikutip Antara pada Minggu, 5 Maret 2023.
Baca Juga: Risiko Munculkan Penyakit Tidak Menular, Berikut Dampak dari Obesitas Menurut Ahli Gizi
Berikan komposisi gizi yang seimbang bagi sang anak
Diana juga menekankan bahwa komposisi dari gizi seimbang yang diperlukan sang anak yaitu berupa karbohidrat, protein hewani dan protein nabati, serta zat gizi mikro lainnya. Selain itu, orang tua wajib memastikan sang anak makan sesuai kebutuhan dan kelompok usia tumbuh kembangnya.
“Prinsipnya makan dengan kebutuhan kalori sesuai kelompok usia. Orangtua harus paham hal ini untuk menghindari asupan kalori berlebih pada anak sehingga terhindar dari risiko obesitas,” ujarnya.
Tak hanya jenis makanan, terkait cara memasak makanan tersebut juga disinggung oleh Diana. Wanita itu meminta agar orangtua meminimalisir kegiatan menggoreng makanan, misalnya cukup satu atau dua kali dalam sepekan.
Pasalnya, memasak dengan ditumis, sop bening, pepes, panggang lebih efektif untuk mengurangi asupan kalori dari si anak.
“Hindari makanan olahan dan makanan frozen, kaleng, snack. Kenalkan anak pada makanan segar dan olahan sendiri. Daripada makan nugget mending makan ayam, daripada sosis mending masak daging cincang. Pilih makanan segar seperti buah-buahan dan sayuran segar,” tutur dr. Diana.***