Dysphoria, Kondisi Dimana Laki-Laki Memiliki Jiwa Perempuan dan Wanita Memiliki Jiwa Pria

- 21 Juni 2021, 15:07 WIB
Manusia setengah lelaki setengah perempuan
Manusia setengah lelaki setengah perempuan /

BERITA KBB- Gender dysphoria adalah kondisi psikologis yang membuat seseorang merasa jenis kelamin seksualnya tidak selaras dengan identitas gendernya.

Mari kenali gender dysphoria, beserta definisi, penyebab, hingga penanganannya.

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), gender dysphoria adalah kondisi yang muncul ketika seseorang mengalami ketidaknyamanan karena merasa jenis kelamin biologis dengan identitas gendernya tidak sesuai.
 
Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Pertama Anda Lihat Menunjukkan Tingkat Sifat Perfeksionis Anda

Perlu diketahui, jenis kelamin dan identitas gender adalah dua hal berbeda.
 
Jenis kelamin mengacu pada perbedaan biologis pada pria dan wanita. Sementara itu, identitas gender merujuk pada peran sosial dan budaya dari perempuan atau laki-laki dalam masyarakat.

Dalam kasus gender dysphoria, seseorang merasa bahwa jenis kelamin biologis yang ia bawa sejak lahir, tidak cocok dengan identitas gendernya.
 
 
Mungkin ini menjadi alasan pengidap gender dysphoria ingin menjalani operasi ganti kelamin atau yang disebut dengan istilah transgender.

Perlu ditegaskan bahwa gender dysphoria bukanlah gangguan mental, melainkan kondisi medis yang sudah diakui oleh dunia kesehatan melalui DSM-5.

Apa saja gejala kondisi gender dysphoria?
 
Baca Juga: Link PPDB Jakarta 2021 dan Cara Daftarnya!

Gejala awal gender dysphoria bisa muncul sejak pengidapnya masih kecil, bahkan di usia 2-3 tahun.
 
Contoh kecilnya, pengidap gender dysphoria menolak mainan yang biasanya digemari oleh gendernya, dan lebih memilih mainan yang umumnya disukai oleh gender pilihannya.

Berikut ini adalah gejala gender dysphoria pada anak-anak:
 
  1. Secara konsisten merasa dirinya adalah perempuan, meski memiliki jenis kelamin laki-laki atau sebaliknya.
  2. Menolak mainan atau pakaian yang tidak sesuai dengan identitas gendernya.
  3. Menolak cara buang air kecil sesuai dengan jenis kelaminnya.
  4. Membahas tentang keinginan untuk menjalani operasi ganti kelamin.
  5. Merasa stres dengan perubahan tubuhnya saat mengalami pubertas. 

Pada remaja dan orang dewasa, berikut ini adalah gejala gender dysphoria:

Baca Juga: Cara Facial Sendiri di Rumah, Tidak Perlu Lagi Pergi ke Salon dan Mengeluarkan Banyak Biaya!

  1. Merasa bahwa jenis kelamin biologis tidak selaras dengan identitas gender-nya
  2. Tidak menyukai alat kelamin yang dimiliki, sehingga menolak untuk mandi, ganti baju, dan berhubungan seksual
  3. Memiliki keinginan kuat untuk menghilangkan alat kelamin dan ciri-ciri biologis
  4. Seseorang akan didiagnosis dengan gender dysphoria jika beberapa gejala di atas ini, dirasakan selama 6 bulan atau lebih.

Menurut National Health Service, gender dysphoria bisa disebabkan oleh beberapa kondisi medis langka, seperti Hiperplasia adrenal kongenital.

Kondisi ini terjadi jika kadar hormon pria di dalam janin perempuan, terlalu tinggi. Saat terlahir, sang anak mungkin merasa dirinya adalah laki-laki, dan bukan perempuan.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: instagram.com/@teskepribadian.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah