Network
BERITA KBB - Fujita Sayuri Melahirkan Melalui Donor Sperma Sebagai Wanita Lajang . Tapi awalnya bukan Itu yang dia Inginkan
Fujita Sayuri awalnya ingin menikahi pacar lamanya dan memiliki anak bersama.
Pembawa acara televisi populer, Fujita Sayuri baru-baru ini menjadi berita utama karena melahirkan anaknya melalui donor sperma sebagai wanita yang saat ini belum menikah atau berpacaran.
Baca Juga: China Mengklaim pujian atas Penghargaan Untuk Nominasi GRAMMY BTS dan Billboard Hot 100 , Kok bisa?
Dan sementara banyak yang memuji sang bintang atas keputusannya, Fujita Sayuri melalui saluran YouTube-nya untuk berbagi kepada penggemar bahwa awalnya dia tidak ingin melakukan itu.
Fujita Sayuri menjelaskan bahwa dia telah membekukan sel telurnya pada usia 37 tahun, tetapi ketika dia mengunjungi dokternya setelah menstruasinya berhenti pada usia 41, dia diberitahu bahwa dia akan segera mendekati menopause.
Baca Juga: WAHHH!! Jungkook BTS Ternyata Pemalu Dan Suka Gugup Juga!
Karena itu, Fujita Sayuri memilih untuk memiliki anak sendiri daripada menyerah untuk memiliki anak sama sekali.
Tetapi dia mengungkapkan bahwa sebelum keputusan itu, dia memiliki pacar lama yang dia putus dan kembali bersama beberapa kali.
Menurut Fujita Sayuri, dia ingin menikahi pacarnya selama bertahun-tahun dan memiliki anak bersama, tetapi pacarnya tidak.
Baca Juga: Jadwal SCTV Sabtu 28 November 2020, FTV Pagi Cinta Masih Lewat Getek dan Biar tak Seumur Cintaku
Akibatnya, mereka putus asa dalam hubungan mereka sebelum mereka memutuskan untuk selamanya.
Fujita Sayuri menjelaskan bahwa meskipun ini bukanlah pilihan pertamanya untuk memiliki anak sendiri, dia percaya bahwa wanita berhak melakukannya jika mereka mampu.
Tentu saja, memiliki anak dengan seseorang yang Anda cintai adalah skenario yang paling membahagiakan.
Baca Juga: Jadwal RCTI Sabtu 28 November 2020, Ikatan Cinta dan Liga Italia Seria A Tayang Malam Ini
Fujita sayuri menambahkan, tapi saya tidak bisa, jadi saya punya satu sendiri. Di Korea, keyakinan bahwa aborsi adalah hak perempuan menjadi topik perbincangan hangat. Jika itu masalahnya, saya yakin perempuan juga berhak untuk memiliki anak.***
