Network
“Saya tidak melihat hal yang aneh pada kecelakaan malam itu, Paman?” jawab Azat.
Hazard mencurigai ada yang aneh saat malam itu, ia melihat Miran berada di luar rumah sedang menerima telepon dari seseorang yang mungkin ada hubungannya dengan tragedi kecelakaan Miran, hingga akhirnya tak lama Miran pergi terjadilah tragedi tersebut.
Miran mencoba untuk terlihat baik-baik saja saat berada di hadapan Hazard dan Azat, karena misi Miran untuk memecahkan masalah belum usai dan jangan sampai ada orang lain yang tahu terkait pekerjaannya itu.
Sementara itu, badan Miran terasa menggigil dan panas. Reyyan terkejut melihat kondisi Miran yang semakin memburuk, hingga ia berusaha tak panik dan mencoba mengambil air hangat untuk mengompres nya agar suhu badannya turun.
Beberapa jam kemudian, suhu badan Miran semakin turun dan Reyyan lega melihat Miran sudah bisa tersenyum.
“Aku sangat beruntung memilikimu, karena kau selalu ada disaat aku sakit,” ucap Miran dengan mata yang berkaca-kaca.
“Jangan berkata seperti itu. Aku akan selalu ada untukmu dan sampai kapanpun, aku selalu menemanimu,” jawab Reyyan dengan suara lirih dan menangis, ia tak kuasa melihat Miran harus sakit, karena Miran adalah belahan jiwanya.
Di sisi lain, Yaren semakin menunjukkan penyesalannya telah membunuh Harun, hingga ia menutup diri dari orang lain agar kondisinya tak semakin memburuk.
Selain itu, akhir-akhir ini, Yaren sering dihantui arwah Harun untuk membalaskan dendamnya, karena telah membunuhnya dengan cara tak wajar.
