Mengenal IAEA, Organisasi yang Akan Mengunjungi PLTN Fukushima Jepang

- 7 Oktober 2023, 12:19 WIB
Mengenal IAEA, Organisasi yang Akan Mengunjungi PLTN Fukushima Jepang
Mengenal IAEA, Organisasi yang Akan Mengunjungi PLTN Fukushima Jepang /REUTERS/Leonhard Foeger

 

 

BERITA KBB - Pada bulan Oktober 2023, sebuah tim dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) akan mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Jepang, yang mengalami kecelakaan nuklir parah akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembuangan air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN tersebut ke laut, yang direncanakan dimulai pada tahun 2023.

Apa itu IAEA dan apa perannya dalam isu nuklir dunia?

IAEA adalah sebuah organisasi internasional yang berdiri pada tahun 1957 sebagai lembaga khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi ini beranggotakan 173 negara dan berkantor pusat di Wina, Austria.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Bubur Toping Ketidakpastian Sabtu 7 Oktober 2023 Pukul 08.00 WIB

Visi IAEA adalah “Atoms for Peace and Development”, yaitu mempromosikan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai dan pembangunan, sekaligus mencegah penyebaran senjata nuklir dan memastikan keselamatan dan keamanan fasilitas dan bahan nuklir.

 

Untuk mewujudkan visi tersebut, IAEA memiliki tiga bidang utama kegiatan, yaitu:

  • Kerjasama teknis: IAEA memberikan bantuan teknis dan sumber daya kepada negara-negara anggota untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam bidang kesehatan, pertanian, lingkungan, energi, industri, dan penelitian nuklir. Contohnya adalah program pengendalian malaria dengan menggunakan teknik sterilisasi lalat buah menggunakan sinar gamma.
  • Verifikasi dan keamanan: IAEA melakukan inspeksi dan pemantauan terhadap fasilitas dan bahan nuklir di seluruh dunia untuk memverifikasi kepatuhan negara-negara anggota terhadap perjanjian non-proliferasi nuklir dan kesepakatan keselamatan nuklir. Contohnya adalah perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) antara Iran dan negara-negara P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman) yang ditandatangani pada tahun 2015 untuk membatasi program nuklir Iran.
  • Keselamatan dan perlindungan: IAEA menetapkan standar internasional untuk keselamatan dan perlindungan radiologi, serta memberikan bimbingan dan dukungan kepada negara-negara anggota untuk menerapkan standar tersebut. Contohnya adalah misi penilaian keselamatan pasca-kecelakaan (Post-Accident Safety Assessment Mission/PASAM) yang dilakukan IAEA di PLTN Fukushima Daiichi pada tahun 2011 untuk membantu Jepang dalam mengatasi dampak kecelakaan nuklir.

 

Dalam konteks PLTN Fukushima Daiichi, IAEA telah memberikan berbagai bantuan kepada Jepang sejak terjadinya kecelakaan nuklir pada tahun 2011. Selain melakukan misi PASAM, IAEA juga memberikan rekomendasi teknis, saran kebijakan, serta dukungan komunikasi dan koordinasi dengan komunitas internasional terkait isu-isu seperti dekontaminasi lingkungan, pengelolaan limbah radioaktif, pemulihan sosial-ekonomi, serta kesehatan masyarakat.

 Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain FTV Seblak Empire Hentikan Ledakan Cinta, Shanice Margaretha dan Arya Saloka, 12:30 WIB

Salah satu isu yang menjadi perhatian IAEA adalah rencana Jepang untuk membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima Daiichi ke laut. Air limbah tersebut merupakan hasil pendinginan reaktor nuklir yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami. Air limbah tersebut disimpan dalam tangki-tangki besar di lokasi PLTN, namun kapasitas penyimpanannya akan habis pada tahun 2022.

 

Jepang mengklaim bahwa air limbah tersebut telah diolah dengan menggunakan sistem pengolahan cairan multi-nuklida (Advanced Liquid Processing System/ALPS) yang dapat menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif, kecuali tritium, yang merupakan isotop hidrogen yang tidak berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Jepang juga berencana untuk mencairkan air limbah tersebut hingga mencapai tingkat tritium yang sesuai dengan standar internasional sebelum membuangnya ke laut.

 

Namun, rencana Jepang ini mendapat tentangan dari sejumlah pihak, termasuk negara-negara tetangga seperti China dan Korea Selatan, kelompok lingkungan seperti Greenpeace, serta nelayan dan warga lokal yang khawatir akan dampak jangka panjang dari pembuangan air limbah tersebut terhadap ekosistem laut dan industri perikanan. Mereka menuntut Jepang untuk mencari alternatif lain yang lebih aman dan bertanggung jawab.

 

Untuk menanggapi rencana Jepang tersebut, IAEA telah membentuk sebuah tim ahli internasional yang akan mengunjungi PLTN Fukushima Daiichi pada bulan Oktober 2023. Tim ini akan melakukan penilaian teknis dan ilmiah terhadap proses pembuangan air limbah tersebut, serta memberikan rekomendasi dan saran kepada Jepang untuk memastikan bahwa pembuangan tersebut dilakukan sesuai dengan standar keselamatan nuklir internasional. Tim ini juga akan melibatkan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan organisasi non-pemerintah, dalam proses penilaian tersebut.

 

Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi mengatakan bahwa kunjungan tim IAEA ini merupakan bagian dari komitmen IAEA untuk mendukung Jepang dalam menyelesaikan masalah air limbah nuklir di PLTN Fukushima Daiichi. Ia juga menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dari pihak Jepang kepada masyarakat internasional terkait rencana pembuangan air limbah tersebut.

 

“IAEA siap untuk memberikan bantuan teknis dan sumber daya kepada Jepang untuk memastikan bahwa pembuangan air limbah nuklir dilakukan dengan cara yang aman, bertanggung jawab, dan dapat diterima oleh semua pihak,” kata Grossi.***

 

 

 

Editor: Siti Mujiati

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah