BERITA KBB - Lebaran menjadi momen untuk berkumpul keluarga besar dan ajang silaturahmi diantara masyarakat. Tak jarang tukar uang ke uang baru menjadi tradisi masyarakat Indonesia.
Salah satunya adalah untuk bagi bagi Tunjangan Hari Raya yang lebih dikenal sebagai THR.
Tak, jarang banyak calo yang menawarkan jasa untuk menukar uang baru untuk berbagi kepada keluarga.
Baca Juga: Sinopsis Snakes on a Plane, Samuel L Jackson Dapat Ular Kiriman dari Bandar Nakoba
Baca Juga: Sinopsis Jumper 2008, Saat Perampok Mempunyai Kekuatan Teleportasi
Pemerintah melalui Bank Indonesia ( BI ) Provinsi Jawa Barat ( Jabar ) bekerjasama dengan 14 bank lainnya mengadakan bank keliling untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam menukarkan uang.
Hal itu juga memudahkan masyarakat untuk menukarkan uang baru dan memecah menjadi pecahan kecil tanpa biaya tambahan.
Hal itu juga senada dan didukung oleh plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana.
Baca Juga: Gandeng Aktor Parasite, Film Broker Diperkirakan Tayang di Festival Film Cannes 2022
Baca Juga: Dekat Dengan Artis Cantik Wulan Guritno, Intip Profil Sabda Ahessa yang Usianya Lebih Muda 15 Tahun
" Mudah mudahan ini menunjukan jika Kota Bandung sudah memasuki tahap proses pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Kami juga berharap semoga Bank Indonesia ( BI ) bisa memberikan bantuan untuk UMKM di Kota Bandung yang sedang menuju proses pemulihan ekonomi. "
Hal itu disampaikan oleh Yana Mulyana di instagram resmi @humas_bandung.
Langkah dari BI Jabar juga merupakan langkah jemput bola melihat tingginya permintaan dari masyarakat.
Baca Juga: Akibat Balap Liar, Motor Ringsek Nyebur Sungai
Baca Juga: Permintaan Rute Australia - Denpasar Tinggi, Sandiaga Uno Minta Tambahan Penerbangan
Dengan slogan iniasai Serambi Rupiah Ramadhan, BI Jabar bekerjasama dengan 14 bank lainnya.
Program ini menyediakan layanan mobile bank atau bank keliling di seluruh kabupaten dan kota se-Jabar.
Dan layanan ini akan berlangsung sampai 26 April 2022.
Nantinya masyarakat hanya dibatasi untuk menukar uang dengan batas maksimal 3.8 Juta rupiah saja.
Hal itu guna untuk meratakan kuota setiap orang agar tidak terjadi ketimpangan. Nantinya uang yang ditukarkan akan dipecah menjadi Rp.20.000, 10.000, 5.000, 2.000, dan 1.000.
Khusus untuk 1.000 akan menggunakan uang logam.
Demi lebih memudahkan layanan ini, BI juga menyediakan pembayaran menggunakan non-tunai sehingga transaksi akan lebih aman saat penukaran uang.
Dengan adanya layanan ini, perbankan di Indonesia bisa memulihkan kembali perekonomian pasca pandemi Covid-19.