Ridwan Kamil Paparkan Aksi Tali Intan di Kompetisi Pelayanan Publik KemenpanRB 2021

- 5 Juli 2021, 22:46 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memaparkan inovasi pelayanan publik Jabar di sektor pertanian dalam video conference Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 KemenpanRB di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin, 5 Julin2921
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memaparkan inovasi pelayanan publik Jabar di sektor pertanian dalam video conference Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 KemenpanRB di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin, 5 Julin2921 /Biro Adpim abar/

BERITA KBB - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memaparkan inovasi pelayanan publik Jabar di sektor pertanian dalam video conference Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2021 KemenpanRB dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin, 5 Juli 2021. Inovasi tersebut bernama Aksi Petani Perlindungan Tanaman (Aksi Tali Intan).

Menurut Emil, ada beberapa urgensi yang melatarbelakangi inovasi Aksi Tali Intan. Pertama adalah kepedulian petani pada saat serangan hama penyakit masih rendah.

Sementara itu, serangan hama penyakit cukup tinggi yakni 35 persen atau 170.858 hektare (Ha) terhadap 10 komoditas. Maka para petani menggunakan pestisida kimia karena dianggap memiliki daya bunuh tinggi, mudah aplikasinya dan hasilnya cepat terlihat.

Baca Juga: Cegah Kegawatan Pasien Covid-19 Melalui Fitur Isolasi Mandiri

"10 komoditas sering terkena hama kemudian semuanya lari ke pestisida kimiawi," kata Emil.

Namun, menurut Emil, pestisida kimiawi mengakibatnya ekosistem dan lingkungan terganggu, kesuburan lahan menurun, kualitas produk tidak bagus karena mengandung residu pestisida. Produktivitas pun lama-lama akan turun yang akhirnya berdampak pada kesejahteraan petani.

"Akibatnya ekosistem terganggu, kesuburan tanah turun banyak yang gersang, kemudian kualitas produk juga turun," ucapnya.

Baca Juga: Viral Masuknya 20 TKA di Sulawesi Selatan, Ini Hasil Pemeriksaan Kemnaker

Selain itu, Emil menuturkan bahwa terdapat empat nilai pembaruan yang dilakukan pada program ini, yakni aksi sederhana, perubahan pola pikir, perubahan budaya kerja, dan pemberian insentif.

"Nilai pembaruan kami ini aslinya sangat sederhana sehingga mudah diduplikasi berkali-kali lipat dalam hitungan tahun. Dan akhirnya mengubah pola daya kerja, insentif kami untuk pestisidanya. Hasilnya alhamdulillah," tuturnya.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah