Hidup dari Memerah Sapi, Nenih jadi Sosok Kartini Masa Kini

- 25 April 2022, 22:47 WIB
Nenih memerah susu sapi dari sapi perah miliknya.
Nenih memerah susu sapi dari sapi perah miliknya. /Istimewa/
  1. BERITA KBB – Sosok peternak perempuan asal Jawa Barat berusia 40 tahun, Nenih, sayangnya belum sempat memiliki kesempatan untuk meraih pendidikan terbaik.

Sejak kecil, ayahnya telah meninggal dunia, dan sang ibu berjuang seorang diri sebagai peternak sapi perah, membiayai dan membesarkan Nenih dan ke-4 kakaknya.

Keterbatasan membuat Nenih hanya mampu menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Dasar.

Baca Juga: Nama Kartini Ada Di Belanda, Bukti Harumnya Sampai Ke Sana

Dari sang ibu, Nenih belajar arti perjuangan. Pesan dan kecintaan pada ibunya pula, yang memicu Nenih untuk bisa menjadi perempuan yang lebih berdaya.

Inilah mengapa, ketika mulai membina rumah tangganya sendiri, Nenih bertekad untuk memampukan diri, agar juga bisa memiliki penghasilan sendiri.

Nenih bersyukur, memiliki suami yang juga mendukung semangatnya ini. Dimulai dari merawat sapi orang lain dengan sistem bagi hasil, pada 2011 Nenih akhirnya berhasil mengumpulkan uang untuk membeli satu sapi perah miliknya sendiri.

Baca Juga: Potret BCL Berbusana Kebaya Inspirasi Sosok Kartini Abad 21

Bukan tanpa tantangan, sebagai perempuan dan juga ibu 2 orang anak, Nenih paham betul tanggung jawab yang juga ia harus jalani setiap harinya. Apalagi, sebagai anggota masyarakat, Nenih juga aktif terlibat dalam organisasi kemasyarakatan seperti pengajian dan koperasi peternakan.

“Membagi waktu dan pikiran terkait urusan rumah, kendang dan lingkungan menjadi tantangan yang saya rasakan. Apalagi di awal beternak, saya hanya menjalani usaha sebagaimana saya melihat ibu saya beternak. Sibuk cari rumput, belum kepikiran tentang cara pencatatan atau pembukuan. Tapi saya gak boleh nyerah, karena saya sudah punya cita-cita untuk bisa kasih anak-anak kesempatan sekolah yang lebih baik dari saya. Saya juga ingin jalanin pesan ibu saya, untuk bisa terus jadi peternak. Jadi saya harus terus maju, tentunya dengan dukungan dari keluarga juga”, ujar perempuan yang akrab dipanggil Teh Nenih ini.

Semangat dan daya juang yang dimiliki Nenih membukakan jalan baginya untuk menimba ilmu peternakan hingga ke Belanda.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah