Mobil diprediksi akan mencapai 28,6 persen sementara Motor sekitar 21,5 persen. Sisanya menggunakan kendaraan angkutan umum seperti bus kota (17,38%), kereta api (9,7%), pesawat (8,13%) dan sisanya lewat jalur laut/sungai.
Baca Juga: Catat, Ini Akses Tol Kota Bandung yang Bisa Digunakan Selama Mudik Lebaran 1443 Hijriah
Koswara menambahkan, total personel Dishub, baik di tingkat Jabar hingga kabupaten dan kota di Jabar yang akan bertugas selama arus mudik dan balik mencapai sekitar 4328 orang. Personel akan diturunkan di jalur mudik hingga di posko-posko sepanjang jalur mudik di Jabar dengan total posko sebanyak 226 titik.
Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi 49 titik kemacaten di Jawa Barat pada mudik mudik pertama saat pandemi COVID-19 ini. Berdasarkan pengalaman mudik sebelum pandemi, titik - titik langganan macet tercatat di 12 daerah yakni Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Bogor, Cianjur, Bekasi, Sukabumi, Bandung Subang, Purwakarta, dan Karawang.
Kebanyakan disebabkan aktivitas pasar tradisional dan pasar tumpah, terminal resmi dan terminal bayangan, persimpangan jalan, tanjakan, jalan berkelok - kelok, tempat wisata, atau hanya karena memang volume kendaraan yang meningkat.
Koswara mencontohkan kemacetan sudah hampir pasti akan terjadi di daerah Limbangan, Garut namun hal itu sudah diantisipasi. "Di Limbangan, Kabupaten Garut ada tiga titik pasar. Kemacetan disebabkan banyak orang menyeberang. Nanti akan dibuat pembatasan agar tidak menyeberang sembarangan," ujarnya.
Kemudian di Cileunyi, kemacetan bisa saja terjadi akibat kebingungan pemudik membaca rambu lalu lintas akibat jalan layang yang abru saja dibuat. Sehingga nantinya akan ditambah rambu-rambu lalu lintas di sekitar exit tol Cileunyi.
"Kami juga menyiapkan Cisumdawu sebagai alternatif menuju Sumedang dan Majalengka, " katanya.
Baca Juga: Penerapan Tarif Tol Gratis Saat Mudik Lebaran 2022 akan Diatur Polri