"Ketika anak muda lulus di masa covid, kenyataan hidup otomatis sudah menang 1-0 melawan dia, karena lowongan kerja makin sedikit, perusahaan banyak yang tutup,"
"Kalau dia ngak ada pengalaman magang kerja/berjualan, dia sudah kalah 2-0. Kalau jaringan pertemanan dia sedikit, kalahnya 3-0,"
"Kalau orangtuanya ngak punya uang untuk kiriman bulanan lagi, dia sudah kalah 4-0. kalau dia kehilangan semangat, kalah telak 6-0,"
Walaupun berat dan kita kalah telak di laga pertama kehidupan, namun ingatlah masih ada babak kedua.
Tidak ada pilihan lain untuk menebusnya selain menyerang, dan menciptakan gol-gol balasan.
Lalu bagaimanakah menciptakan gol pertamanya?
Yaitu dengan cara membangkitkan semangat, dan harus disadari bahwa kehidupan ini adalah milik kita.
Seluruh hidupnya 100% adalah tanggung jawabnya, bukan lagi tanggung jawab orang tua.
Bossman juga mengingatkan bahwa seseorang tersebut haruslah sadar bahwa ialah pemimpin dari dirinya sendiri.
Tidak bergantung kepada siapapun kecuali kepada Tuhan.