Kenapa Adblock Menjadi Bumerang Untuk Pemilik dan Pengiklan di Media Sosial?

- 9 Februari 2023, 17:58 WIB
Ilustrasi Instagram: Cara menyembunyikan status online di Instagram
Ilustrasi Instagram: Cara menyembunyikan status online di Instagram /Pixabay

Berdasarkan tingkat penggunaan AdBlock yang diperoleh PageFair (2017), Indonesia disebut memiliki tingkat penggunaan paling tinggi di seluruh dunia dengan persentase 58%.

Keberadaan ad block memang menjadi penawar akan keresahan dan kelelahan netizen, namun pula di sisi lain berimbas besar pada pemilik situs dan pengiklan yang taat mengedarkan iklannya.

Sebab meski ekstensi browser ini gratis untuk memblokir iklan, beberapa ekstensi tidak memblokir semua iklan, melainkan beroperasi dengan apa yang mereka sebut sebagai “iklan yang dapat diterima” atau white-listed, yang membuat industri penerbitan dan iklan harus membayar kembali kepada AdBlock agar iklannya masuk ke daftar putih.

Greenberg menjelaskan bagaimana model bisnis adblock sebetulnya tidak jauh berbeda dari model yang digunakan penerbit dan pengiklan untuk menghasilkan uang di situs.

Jenis dan cara kerja adblock

Karena setidaknya ada empat jenis aplikasi pemblokiran yaitu, pertama: Ad Block yang memblokir hampir setiap jenis iklan dan pelacak seperti Privacy Badger, pemblokir nirlaba yang dioperasikan oleh Electronic Frontier Fondation; tidak mengambil keuntungan tetapi bergantung pada donasi serta jasa koding.

Kedua ada AdBlock Plus yang telah dibahas, bahwa ekstensi ini memang secara gratis memblokir iklan, namun “taktiknya” mengharuskan beberapa industri lain untuk membayar agar mereka dimasukan ke dalam daftar putih.

Ketiga adalah Ghostery, aplikasi pemblokiran yang mendapat untung dari menjual data penggunanya dalam bentuk anonim kepada penerbit, situs, dan perusahaan. Hasil keuntungan dikembalikan untuk membantu kecepatan, privasi, dan kinerja situs mereka.

Meski begitu, pengguna Ghostery dapat memilih apakah mereka ingin data mereka dibagikan atau tidak. Keempat, hadir pemblokiran iklan berbayar seperti Disconnect dan 1Blocker, yang memungkinkan Anda untuk mengunduh layanan, tetapi perlu mengeluarkan biaya pada pilihan tertentu.

Dengan keempat jenis pemblokiran iklan di atas, implementasi ini berubah entitas membentuk bumerang yang melibas siapapun di ruang lingkupnya. Google bahkan dikabarkan sudah mengeluarkan US$ 887 juta pada tahun 2012 lalu supaya iklannya masuk daftar putih AdBlocker (Stampler, 2013).

Halaman:

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x