Dedi Mulyadi Murka Dengar Nenek Disabilitas Uang Jualannya Dipalak Anaknya Sendiri, Ini Yang Dilakukan

- 7 Juli 2022, 15:51 WIB
Dedi Mulyadi murka terkait ada nenek disabilitas yang uang hasil jualan dipalak anaknya untuk mabuk
Dedi Mulyadi murka terkait ada nenek disabilitas yang uang hasil jualan dipalak anaknya untuk mabuk /Youtube Dedi Mulyadi /
 
BERITA KBB - Dedi Mulyadi murka ketika mengetahui ada seorang nenek yang disabilitas uang hasil jualannya sampai malam hari justru diambil anaknya untuk digunakan mabuk-mabukan.
 
Kejadian itu diketahui ketika Dedi Mulyadi tengah berkeliling di malam hari di pusat Kota Subang. Tapi, di perjalanan dia melihat seorang nenek tengah berjualan aneka makanan ringan dan duduk di trotoar.
 
Nenek itu berusia 55 tahun bernama Mak Iyeum. Kondisinya tak bisa berjalan normal sehingga hanya mampu berdagang dengan berdiam diri duduk di pinggir trotoar. Dia mengaku berjualan sejak pukul 17.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.
 
 
Sekali berjualan, katanya, mengeluarkan modal makanan ringan Rp 200 ribu. Dia menjualnya Rp 10 ribu per bungkus.
 
"Ya biasanya habis dua sampai tiga hari. Kalau hari ini baru terjual lima bungkus," ucapnya.
 
Dia mengaku awalnya tinggal di Desa Ciruluk, Kecamatan Kalijati, Subang. Tetapi, sejak suaminya meninggal akibat stroke, dia dan anak bungsunya pindah mengontrak di pusat kota di Kelurahan Sukamelang, Kecamatan Subang Kota.
 
 
"Rumah di Ciruluk ditempati anak pertamanya yang telah berkeluarga dan anak keduanya," katanya.
 
Dedi Mulyadi merasa heran terkait Mak Iyeum tidak mengajak serta anak bungsunya berdagang. Justru, Mak Iyeum mengaku anaknya itu masih berusia 13 tahun dan khawatir sakit bila sering diajak berjualan di jalanan.
 
Kang Dedi pun meminta Mak Iyeum untuk diantar ke kontrakannya. Tiba di lokasi, anak bungsu Mak Iyeum tengah tak ada di rumah. Menurut warga, anak Mak Iyeum ini tak mau pulang karena melihat ibunya pulang bersama Kang Dedi Mulyadi.
 
 
"Banyak warga yang berbisik ke saya ternyata anak Mak Iyeum ini telah dewasa dan dikenal bandel oleh warga dan suka mintain uang ke ibunya tapi kerja enggak mau. Hasil dagangan ibunya diambil untuk dipakai mabuk bahkan suka menyiksa ibunya," kata Dedi.
 
Setelag disusul warga, anak Mak Iyeum ini datang ke kontrakan. Ternyata, anak Mak Iyeum ini berusia 25 tahun sambil datang dengan kondisi yang sempoyongan saat berjalan dan mulut berbau alkohol.
 
"Emak gak usah terus ngelindungin. Kamu (Pepen) teh udah gede masa kamu tega ibu kamu sudah tua jalan sudah susah jualan di pinggir jalan nungguin dagangan habis kemudian uangnya dipakai mabuk oleh kamu," sesal Dedi dengan nada tinggi.
 
 
Pepen anak Mak Iyeum pun menyangkal. Ia mengaku tidak pernah meminta uang secara paksa. Bahkan selama ini uang yang ia dapat dari sang ibu ditabungkan di bank.
 
Namun saat ditanya bukti buku tabungan Pepen tak bisa menunjukkannya. Ia beralasan buku tabungan ditinggal di rumah di Ciruluk.
 
“Ah bohong. Kamu ini ibu baru jualan pulang gak bawa uang, kamunya bau minuman. Kamu harusnya mikir!,” tegas Dedi murka.
 
 
“Harusnya kamu yang gantiin dagang. Kamu durhaka sama ibu. Ari maneh tega indung kieu? Naha indung susah maneh kalah senang-senang (Kamu tega ibu seperti ini? Kenapa ibu susah kamu malah senang-senang). Kenapa kamu gak usaha?,” lanjut Dedi.
 
Dengan entengnya Pepen menjawab tidak ada lowongan. Ia pun menjawab tidak ikut berjualan karena mengikuti jejak kakak keduanya yang sama seperti dia. “Ya saya belum siap pak. Kalau kakak saya sudah bener saya juga ikut bener,” katanya.
 
Pepen yang hanya lulusan SD ini mengaku pernah ikut kerja sebagai kuli aduk di proyek dengan upah Rp 100 ribu per hari. Namun baginya uang tersebut tidak cukup karena ia ingin minimal bisa menabung Rp 50 ribu dalam satu hari.
 
“Maneh mah kedul weh. Hayang usaha gampang, duit loba. Sing sadar, Jang! (Itu kamunya saja malas. Pingin usaha gampang, uang banyak. Yang sadar, Jang!,” kata Dedi.
 
Kang Dedi pun menasehati Pepen agar bertobat dan mengubah kelakuannya. Ia meminta Pepen mencari pekerjaan dan menggantikan posisi ibunya untuk mencari rezeki.
 
“Sing karunya atuh. Era, era. Urang wae karunya ningali si emak, maneh nu dijurukeunna naha teu karunya. (Yang kasihan atuh. Malu, malu. Saya saja yang melihat si emak kasihan, kamu yang dilahirkannya kenapa enggak ada rasa kasihan),” ucap Dedi.
 
Awalnya Dedi akan memberikan bantuan modal usaha untuk Mak Iyeum namun tak jadi karena dikhwatirkan uang malah diambil Pepen untuk mabuk-mabukan.
 
Akhirnya Dedi memutuskan akan memberikan bantuan modal dengan cara menemui pemilik toko tempat Mak Iyeum berbelanja. Nantinya uang modal akan dititipkan di toko sehingga Mak Iyeum tinggal mengambil dagangan.
 
“Jadi emak tinggal ambilin barang tidak usah bayar lagi. Sekarang (malam ini) saya beli saja semua dagangan yang ini, tapi awas ini uang jangan dibelikan ke anaknya,” pungkas Kang Dedi Mulyadi.***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah