Warteg: Warung Makan Sederhana yang Menjadi Kearifan Lokal Indonesia

-          Memiliki dua pintu. Hal ini bertujuan agar rezeki yang masuk tidak terhalang dan keluar masuknya pelanggan menjadi lebih lancar. Selain itu, dua pintu juga memudahkan pengelola warteg untuk mengatur sirkulasi udara di dalam ruangan.

-          Didominasi oleh warna biru. Warna ini dipilih karena identik dengan kota Tegal yang dikenal sebagai kota bahari. Selain itu, warna biru juga melambangkan ketenangan dan kesederhanaan.

Baca Juga: Ada Pororo vs Shark dan Tayo And The Little Wizards, Cek Jadwal Mentari TV 21 September 2023 dan Link Nonton

-          Sering menggunakan nama “Bahari” dalam mereknya. Nama ini juga diambil karena keterkaitan dengan kota Tegal yang berada di pesisir pantai utara Jawa. Selain itu, nama “Bahari” juga memiliki makna keindahan dan kelautan.

-          Menyediakan aneka lauk dan sayur yang beragam. Hal ini karena setiap pengelola warteg biasanya bergantian setiap 3-4 bulan dengan saudara atau kerabatnya yang lain. Mereka membawa resep dan bumbu masing-masing dari daerah asalnya, sehingga menu yang ditawarkan menjadi lebih variatif.

Sudah dikenal hingga ke luar negeri. Beberapa negara seperti Malaysia, Korea Selatan, hingga Belanda sudah memiliki warteg sendiri dengan menu yang tidak jauh berbeda dengan warteg di Indonesia. Ada tempe oseng, pisang goreng, hingga sayur nangka muda yang menggoyang lidah.

Warteg merupakan salah satu contoh kearifan lokal Indonesia yang patut dilestarikan dan dibanggakan. Warteg tidak hanya menyajikan makanan yang lezat dan murah, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang kaya. Warteg juga menjadi salah satu ikon kuliner Indonesia yang mampu bersaing di tengah perkembangan zaman dan persaingan pasar. Warteg adalah warung makan sederhana yang menjadi kearifan lokal Indonesia.***