BERITA KBB- Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, mendapat sentilan menohok dari Staf Khusus Menteri Keuangan, sekaligus pengamat perpajakan, Yustinus Prastowo lantaran menyinggung insentif nakes (tenaga kesehatan), yang kabarnya belum dilunasi oleh pemerintah.
Dalam cuitan yang dibuat oleh Said Didu di akun @msaid_didu pada Rabu, 24 Maret 2021, dia mengomentari kabar yang menyebut bahwa sudah banyak nakes yang meninggal dunia dan insentifnya belum sepenuh cair.
Menurutnya, membayar gaji nakes jauh lebih penting daripada pemerintah mendahulukan gaji stafsus milenial. BPIP, insentif prakerja atau buzzerRp.
“Ini lebih penting daripada menggaji stafsus milenial, BPIP, kartu prakerja, san biayai buzzeRp,” tulisnya.
Tak disangka, tulisannya itu kemudian ditanggapi oleh Yustinus Prastowo @prastow, yang meminta Said Didu tidak memelintir informasi.
Menurutnya, pemerintah sudah menyediakan anggaran untuk insentif nakes Covid-19. Hanya saja, pemerintah masih melakukan verifikasi.
“Tak usah memelintir yang sudah benar. Pemerintah bukan tak mau membayar. Yang benar: anggaran sdh disediakan dan saat ini sdg verifikasi dokumen oleh auditor BPKP supaya kredibel dan akuntabel,” tuturnya.