Rocky Gerung Nilai Buzzer dan Kedunguan Lebih Bahaya Ketimbang Terorisme, Rocky: Buzzerisme dan Dongokrasi

- 1 April 2021, 06:00 WIB
Rocky Gerung sebut buzzer dan kedunguan lebih berbahaya dari terorisme.
Rocky Gerung sebut buzzer dan kedunguan lebih berbahaya dari terorisme. /Youtube Rocky Gerung Official

BERITA KBB- Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa buzzer dan kedunguan lebih bahaya ketimbang radikalisme terorisme hingga komunisma. Rocky mengatakan ini sebagai respon terhadap banyak aksi terorisme beberapa waktu belakang.

Seperti misalnya aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, hingga penyerangan Mabes Polri oleh seorang wanita terduga teroris, belum lama ini.

Menurut Rocky, kasus terorisme sudah ada banyak pihak yang menanganinya. Diantaranya adalah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). BNPT memang berdiri khusus menangani teroris.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis, 1 April 2021: Sagitarius dan Capricorn Pikir Baik-Baik Sebelum Ambil Keputusan

Baca Juga: Bio Farma Siap Gunakan Fasilitas Baru untuk Menambah Kapasitas Produksi Vaksin Covid-19


Namun, Rocky Gerung mempertanyakan tidak adanya badan serupa untuk menanggulangi buzzer dan kedunguan dalam Youtube Rocky Gerung Official, 31 Maret 2021 seperti pada artikel Galajabar berjudul Rocky Gerung Soal Terorisme: Harusnya Ada Badan Nasional Penanggulangan Buzzerisme dan Dunguisme

“Tapi tidak ada Badan Nasional Penanggulangan Buzzerisme, kan nggak ada tuh, jadi buzzernya beroperasi terus. Nggak ada Badan Nasional Penanggulangan Kedunguan, juga nggak ada,” katanya.

Baginya, buzzer dan kedunguan jauh lebih berbahaya karena jelas nyata sudah mengancam bangsa.

Baca Juga: Perkuat Persatuan dan Kesatuan untuk Cegah Radikalisme di Jabar

Baca Juga: Mabes Polri Diserang, Komisi III Desak Apara Kepolisian Usut Tuntas Jaringan Terorisme di Indonesia


“Padahal dua soal itu yang paling membahayakan bangsa ini. Buzzerisme dan Dongokrasi tuh, kedunguan yang menyelinap,” tutur Rocky Gerung sambil menyebut itu adalah omelan dirinya.

Kemudian, Rocky Gerung menanggapi soal atribut FPI yang dijadikan barang bukti oleh Densus 88 saat penggeberekan rumah yang dianggap tersangka teroris.

“Orang jadi mempersoalkan, itu poster yang mana. Kan FPI udah dibubarin. Berarti nanti bakal ada Perpres baru, pembubaran poster. Ini pikirannya gimana gitu, pembubaran poster Habib Rizieq,” katanya.

Dalam penjelasan tersebut, Rocky Gerung menyebut bahwa pemerintah tidak punya kemampuan untuk menciptakan perdamaian.

Baginya, penguasa sengaja menciptakan stigma negatif terhadap islam, ormas islam, dan tokoh ulama tertentu.

“Ini keadaan yang bakal berlanjut, bersamaan dengan sidangnya Habib Rizieq. Jadi orang tetap hubungkan bahwa stigma itu dimaksudkan untuk memungkinkan Habib Rizieq dijerat oleh delik,” ucap Rocky Gerung.

Selain itu, dia pun menyebutkan bahwa berbagai isu ini terjadi karena pemerintah tidak mau menerima perbedaan di luar kehendak dan kepentingannya.*** (Naufal Althaf M. A/Galajabar)

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Galajabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah