Kuat Ma'ruf: Saya Sempat Diminta Sambo Jujur Soal Skenario Polisi Tembak Polisi di Rumah Dinas Duren Tiga

- 11 Januari 2023, 04:40 WIB
Jasad Brigadir J usai ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan.*
Jasad Brigadir J usai ditembak di rumah dinas Ferdy Sambo Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan.* /PMJ /Fajar
 
BERITA KBB - Terdakwa Kuat Ma’ruf mengaku sempat diminta Ferdy Sambo untuk jujur soal skenario polisi tembak polisi di rumah dinas Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat 8 Juli 2022.
 
Ferdy Sambo, kata Kuat, saat itu mengaku capek berbohong dan meminta Kuat untuk siap dipenjara. Pernyataan Sambo membuat Kuat hanya terdiam dan menangis.
 
Hal itu ia ungkap saat diperiksa menjadi terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 9 Januari 2023.
 
Awalnya, Ketua Majelis Hakim Wahyu Iman Santoso menanyakan kapan Kuat ditangkap oleh Bareskrim Polri.
 
 
“Bukan ditangkap Yang Mulia, saya datang ke Kantor Bareskrim, waktu jadi tersangka kalau enggak salah tanggal 8 atau tanggal 9, saya lupa. Itu saya belum pernah ditangkap,” ujar Kuat.
 
“Saudara datang ke sana?”
 
“Iya, karena dapat panggilan. Kemudian saya datang, terus diperiksa, saya masih berbohong,” kata Kuat.
 
Saat pemeriksaan itulah, Kuat dihubungi Ferdy Sambo melalui telepon penyidik dan memintanya untuk jujur soal skenario polisi tembak polisi.
 
 
“Terus Pak FS telepon penyidik saya. Kata dia ‘Wat, ini bapak mau ngomong.’ Terus Bapak ngomong ke saya, 'Sudah At, ceritain aja semuanya, bohong mulu, capek Wat. Sudah ceritain semuanya. Kamu siap ya Wat?' Siap apa Pak? 'Siap di penjara.' Kata bapak begitu, saya nangis saat itu,” ujar Kuat.
 
Ferdy Sambo kemudian kembali menyalahkan Kuat soal peristiwa Magelang.
 
“'Lagian kamu juga, apa - apa enggak cerita sama saya. Kamu di Magelang, enggak pernah cerita sama saya.' Saya enggak jawab, saya nangis aja saat itu,” ujar Kuat.
 
“‘Orang bapak enggak nanya, gimana saya mau cerita’ dalam hati saya,” imbuhnya.
 
Hakim kemudian menanyakan perasaan Kuat saat diperintahkan Ferdy Sambo agar siap dipenjara.
 
“Terus waktu saudara dibilang siap penjara gimana?”
 
“Ya dipenjara siapa yang mau lah Pak. Ya saya nangis saat itu,” ujar Kuat.
 
“Kan dibilang, kamu siap dipenjara?”
 
 
“Iya, sudah Wat, jangan ditutupi, buka saja semuanya. Kamu siapkan dipenjara. Kata bapak begitu,” kembali Kuat cerita.
 
“Kalau dia mengatakan, buka saja semuanya, apa yang dibuka?”
 
“Ya ini yang mulia. Mungkin kan dulu bohong,” ujar Kuat. 
 
“Emang dulu saudara bohong apa saja?”
 
“Yang tengkurep saja itu, yang tiarap di balkon,” ujar Kuat.
 
“Yang lain?”
 
“Yang lain benar,” ujarnya.
 
“Oh benar?”
 
“Benar. Cuma karena awalnya berbohong, jadi sekarang saya ngomong benar saja, orang anggapnya bohong. Kadang, saya eneg gitu yang mulia,” ujar Kuat mengundang tawa hadirin sidang.
 
“Karena diawali berbohong?”
 
“Itu dia yang bikin saya berat gitu, dan saya enggak kepengen awalnya saya berbohong, bukan keinginan saya,” ujar Kuat.
 
“Terus saat saudara di dalam, pernah ditengok sama FS?”
 
“Belum pernah yang mulia,” ujarnya.
 
“Baru ketemu di ruang sidang saja?”
 
“Dulu pernah ketemu dikonfrontir, ketemu sama bapak, ibu,” ujarnya.
 
“Terus apa yang disampaikan?”
 
“Bapak minta maaf. 'Wat, maafin bapak ya Wat’,” ujar Kuat.
 
“Saudara enggak nagih, ‘Pak mana Rp500 juta?’,” ujar Hakim.
 
“Enggak kepikiran yang mulia,” ujar Kuat.
 
“Sekarang kepikiran?”
 
“Enggak, stres yang mulia,” pungkas Kuat uang sontak mengundang tawa hadirin.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x