Network
BERITA KBB - Pada tanggal 22 September 2023, dunia akan kembali memperingati Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau World Car Free Day (WCFD). Tujuan dari peringatan ini adalah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan bermotor yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Namun, apakah HBKB dapat menjadi harapan untuk udara Jakarta yang lebih bersih?
Polusi Udara Jakarta: Masalah yang Mendesak
Jakarta, ibu kota Indonesia, adalah salah satu kota paling berpolusi di dunia. Menurut data IQAir, sebuah perusahaan yang menyediakan informasi kualitas udara global, Jakarta berada di peringkat ke-12 kota paling berpolusi di dunia pada tahun 2022, dengan indeks kualitas udara (AQI) rata-rata sebesar 97,9 AQI adalah ukuran yang digunakan untuk menilai tingkat polusi udara, dengan rentang nilai dari 0 hingga 500. Semakin tinggi nilai AQI, semakin buruk kualitas udaranya.
Baca Juga: 60 Pelajar Bandung Bergabung Geng Motor Remaja, Orang Tua Tak Tahu Menahu Anaknya Ikutan
Salah satu penyebab utama polusi udara di Jakarta adalah emisi gas buang dari kendaraan bermotor. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor di Jakarta mencapai 18,7 juta unit pada tahun 2020, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,6 persen per tahun Dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa, ini berarti rasio kendaraan bermotor per kapita di Jakarta adalah 1,87, yang jauh lebih tinggi daripada standar internasional yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 0,3.
Polusi udara di Jakarta tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat. Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Indonesia dan Greenpeace pada tahun 2018, polusi udara menyebabkan sekitar 3.700 kematian dini per tahun di Jakarta Polusi udara juga dapat menyebabkan berbagai penyakit pernapasan, jantung, dan pembuluh darah, serta meningkatkan risiko infeksi virus dan bakteri.
