Hari Kereta Api Indonesia: Sejarah dan Perkembangan Transportasi Massal yang Berusia 78 Tahun

- 28 September 2023, 09:03 WIB
Hari Kereta Api Indonesia: Sejarah dan Perkembangan Transportasi Massal yang Berusia 78 Tahun
Hari Kereta Api Indonesia: Sejarah dan Perkembangan Transportasi Massal yang Berusia 78 Tahun /Twibbonize

BERITA KBB - Hari Kereta Api Indonesia diperingati setiap tanggal 28 September. Peringatan Hari Kereta Api Indonesia sekaligus HUT KAI ke-78 akan dirayakan pada Kamis, 28 September 2023. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi massal yang sangat penting dalam menghubungkan berbagai kota dan wilayah di Indonesia. Bagaimana sejarah dan perkembangan perkeretaapian di Indonesia? Berikut ulasan lengkapnya.

Sejarah Perkeretaapian di Indonesia

Sejarah perkeretaapian di Indonesia diawali dengan dibukanya jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) yang pertama di desa Kemijen oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tuan L.A.J Baron Sloet van de Beele pada tanggal 17 Juni 1864. Pembangunannya dilakukan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM) dengan menggunakan lebar jalan 1.435 mm.

 Baca Juga: Motor Mogok Gagalkan Aksi Penculikan Bocah di Bawah Umur di Depok, Korban Sempat Disuruh Mengemis

 Pemerintah Hindia Belanda juga membangun jalur kereta api nasional melalui Staatsspoorwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Jalur SS pertama  meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta untuk membangun perkeretaapian lain. Selain di Jawa, pembangunan  kereta api juga dilakukan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914) dan Sulawesi (1922). Sementara  di Kalimantan, Bali, dan Lombok, baru ada kajian kemungkinan pemasangan rel dan belum sampai tahap konstruksi.

 

 Hingga akhir tahun 1928, panjang jalur kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km, dimana jalur kereta api umum sepanjang 4.089 km dan jalur kereta api swasta sepanjang 3.375 km.

 

 Pada tahun 1942, setelah pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang, Perkeretaapian Indonesia diambil alih oleh Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyu Sokyuku (jasa kereta api). Di bawah kendali Jepang, pengoperasian kereta api hanya diprioritaskan untuk tujuan perang. Salah satu perkembangan zaman Jepang adalah penyeberangan Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk mengangkut hasil tambang batu bara untuk menggerakkan mesin perangnya.

Halaman:

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah