“Ada 8 ribuan warga yang memohon bantuan obat-obatan dan vitamin, dan ada 11 ribuan pertanyaan konsultasi kepada tim dokter. Kurang lebih ada 13 tim dokter yang disediakan memberikan konsultasi oleh Dinkes Jabar,” ucapnya.
Pada saat melakukan tinjauan persediaan obat-obatan, Emil memastikan suplai vitamin dan obat dapat terjangkau dengan tepat sasaran. Selain itu, pengiriman obat pun dilakukan satu hari, dan langsung menuju pasien yang tengah menjalani isoman.
“Kami juga bekerja sama dengan kurang lebih 10 perusahaan farmasi sehingga InsyaAllah menjamin suplai obat dengan harga terjangkau dan tepat sasaran dan juga melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan kurir atau pengiriman yang tentunya diharapkan satu hari sampai langsung ke pasien di Jabar,” ucapnya.
“Prioritas penanganan inilah yang kami dahulukan seiring dengan proses PPKM Darurat yang juga terus kita sempurnakan,” imbuhnya.
Emil juga mengimbau kepada aparat desa di seluruh 27 kab/kota di Jabar untuk melakukan deteksi dini secara masif. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi pasien-pasien COVID-19 yang hendak melakukan konsultasi ke Pikobar, tapi tidak dapat mengaksesnya.
“Kami tidak ingin mendengar lagi ada warga Jabar yang sedang isolasi mandiri kesusahan apalagi meninggal dunia. Oleh karena itu saya mengimbau aparat setempat mendeteksi mereka-mereka yang mungkin sedang isoman, kalau dia tidak bisa mendaftarkan ke Pikobar karena mungkin tidak punya hp di desa-desa ini tanggung jawab aparat setempat untuk meregistrasi,” katanya.
“Makanya saya sudah tugaskan yang mendaftarkan itu boleh pasiennya langsung atau keluarganya dengan bukti aparat setempat jika warganya memang tidak bisa mengakses secara digital,” tambahnya.