Lalu ada penunjang gaya hidup mulai dari sendok, tumblr, tas, menstrual pads, sikat gigi. Selain itu, ada juga bahan makanan seperti kecap, saos, sambal, gula, garam, kopi dan teh, madu.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Pemkot Bandung Raih Penghargaan ODF 100 Persen
Selain itu, masih ada juga teknologi organis seperti Takakura dan bor biopori.
“Sejak berdiri sampai saat ini banyak produk baru yang tersedia seperti yang sudah dijelaskan di atas. Utamanya sebelum melakukan penambahan produk baru, kami melakukan riset untuk menentukan kira-kira jenis produk apa yang paling tinggi timbulan sampahnya dan apakah bisa toko organis mengakomodir produk tersebut secara bulk,” terang Tiwi.
“Kalau untuk pengurangan produk, ada beberapa produk yang dulunya tersedia namun akhirnya kami tiadakan dengan alasan produk tersebut dikemas satuan dengan plastik sekali pakai, contohnya kamper kayu. Produk ini lumayan banyak dicari oleh konsumen kami dan sangat ramah lingkungan karena kamper tersebut terbuat dari kayu dan bisa langsung dikompos, namun dengan alasan tadi maka kami meniadakan produk ini,” bebernya melanjutkan.
Selanjutnya, ia menjelaskan di Toko Organis produk yang paling cepat laku itu adalah aneka toiletries terutama sabun pencuci piring dan sabun cuci tangan.
Lebih lanjut, Tiwi menyebut Toko Organis menjalankan konsep keberlanjutan (sustainable living). Seluruh produk di Toko Organis diproduksi dan dijual dengan menekan potensi sampah. Baik dari unsur produksi, hingga penjualan.
Toko Organis pun menyediakan kantong untuk dipinjamkan kepada pembeli, andai pembeli ini lupa membawa kantong belanja.