BERITA KBB- Kabar mengejutkan datang dari Kabupaten Bandung Barat. Disebutkan ada 35 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jati 3 di Kecamatan Saguling mengalami keracunan makanan.
Diketahui, para siswa tersebut mengalami keracunan cimin atau jenis jajanan yang dijual pedagang di sekitar sekolah.
Para siswa mengalami mual, pusing, muntah, demam dan diare. Kejadian tersebut berlangsung berlangsung hingga malam hari pada Selasa, 26 September 2023.
Baca Juga: Hari Jantung Sedunia 2023: Mengenal dan Menjaga Kesehatan Jantung
Akibatnya, para siswa harus mendapatkan perawatan di sejumlah pusat kesehatan sekitar. Berdasarkan keterangan Burhan selaku Kepala Puskesmas Saguling menyatakan ada 1 siswa dinyatakan meninggal dunia.
"Satu orang yang meninggal dunia punya penyakit penyerta Thalasemia," ungkapnya
Almarhum meninggal di Rumah Sakit Dustira dan sebelumnya pun telah rutin menjalani kontrol di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Akibatnya, para siswa harus mendapatkan perawatan di sejumlah pusat kesehatan sekitar. Berdasarkan keterangan Burhan selaku Kepala Puskesmas Saguling menyatakan ada 1 siswa dinyatakan meninggal dunia.
"Satu orang yang meninggal dunia punya penyakit penyerta Thalasemia," ungkapnya
Almarhum meninggal di Rumah Sakit Dustira dan sebelumnya pun telah rutin menjalani kontrol di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Baca Juga: Hasil Asian Games : Timnas Indonesia U-24 Takluk 0-2 Dari Uzbekistan
Serta siswa lainnya dirawat di beberapa rumah sakit di antaranya RSKC, RS Kartini, dan Klinik Assyyidha.
Adapun informasi lainnya, bahwa para siswa yang membeli jajanan tersebut tidak mengalami keracunan karena tidak memberikan bubuk pedas ke dalamnya.
Sementara itu, para korban yang keracunan itu menaburkan bubuk pedas. Setelah beberapa jam menyantapnya, mereka mulai merasakan banyak gejala.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab keracunan tersebut, pihak Puskesmas dengan sigap mengambil langkah untuk memeriksakan sampel dan dilakukan pengecekan di Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
.***
Serta siswa lainnya dirawat di beberapa rumah sakit di antaranya RSKC, RS Kartini, dan Klinik Assyyidha.
Adapun informasi lainnya, bahwa para siswa yang membeli jajanan tersebut tidak mengalami keracunan karena tidak memberikan bubuk pedas ke dalamnya.
Sementara itu, para korban yang keracunan itu menaburkan bubuk pedas. Setelah beberapa jam menyantapnya, mereka mulai merasakan banyak gejala.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab keracunan tersebut, pihak Puskesmas dengan sigap mengambil langkah untuk memeriksakan sampel dan dilakukan pengecekan di Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
.***