"Tadi kita lihat bersama, ada juga yang disabilitas oleh karenanya harus didampingi ketika akan mencoblos. Oleh karena itu kami meminta ke pihak KPU dan PPS untuk melakukan pendampingan pada mereka yang disabilitas," ujarnya.
"Sejauh ini lancar ya, masyarakat disini mulai paham setelah kita lakukan sosialisasi dan simulasi pencoblosan. Mereka terlihat senang," imbuh Rani.
Selain hal itu, Rani juga menyoroti proses debat cawapres beberapa waktu lalu, dimana gimmick Cawapres Gibran menjadi viral.
"Dalam setiap komunikasi harus berlandaskan etika ya. Bagaimana tata krama kita, adat istiadat, apalagi saat berbicara dengan orang yang lebih tua itu harus menjunjung nilai-nilai kesopanan," ucap Rani yang juga merupakan konsultan parenting internasional tersebut.
Menurut Rani, gimmick yang dilakukan oleh Cawapres Gibran tidak mencontohkan kebaikan dan dianggap nyeleneh.
"Ya harusnya hal-hal itu tidak perlu dilakukan ya. Apalagi dalam forum debat yang ditonton oleh banyak orang," ujarnya.
Sementara itu, Calon Anggota Legislatif DPRD Bandung Barat Dapil 3 (Cisarua, Parongpong, Lembang ) Thio Setiowekti mengatakan kegiatan simulasi pencoblosan paslon Ganjar Mahfud ini, merupakan bagian dari penguatan konsolidasi pdip untuk kemenangan pemilu dan pilpres.
"Tadi kita ajak masyarakat untuk memahami proses pencoblosan paslon no 3 Ganjar - Mahfud yang diusung oleh PDIP. Kita simulasi kan dari awal mulai membuka surat suara, lalu diperiksa, dan di coblos," kata Thio.
Dikatakan Thio, warga masyarakat di pelosok daerah sangat mengapresiasi kegiatan simulasi ini. Pasalnya mereka jadi tahu dan terbantu dengan apa yang telah disampaikan oleh kader pdip dan relawan