Sepenggal Kisah di Bulan Juli

- 16 Juli 2022, 20:03 WIB
Sepenggal Kisah di Bulan Juli/Dokumen Pribadi
Sepenggal Kisah di Bulan Juli/Dokumen Pribadi /

BERITA KBB
 - Dua hari jelang berakhirnya program Job Training di Metro TV Biro Jabar, hari itu adalah salah satu hari di bulan Juli, aku berkesempatan ikut Job Des liputan lapangan.

Bersama Kak Atania, reporter Metro TV dan Kameramen Kak Bayu, serta Driver Kak Deden, kami berangkat mencari informasi seputar relawan uji coba Vaksin Covid-19 Sinovac Tiongkok ke Rumah Sakit Pendidikan UNPAD Bandung.

Seperti biasa, aku datang ke kantor sekitar jam delapan pagi untuk memulai aktivitas lebih awal. Saat itu, belum terlihat banyak staf kantor yang datang kecuali para driver mobil liputan yang sudah siap kapanpun mereka dibutuhkan.
 
Baca Juga: Sebanyak 2.000 Jiwa Terdampak Banjir di Kota Depok, Warga Membutuhkan Makanan dan Peralatan Kebersihan

Bersama Omm Syur, staf OB yang datang lebih dulu, kami sedikit berbincang sambil ditemani secangkir air hangat. Bincang pagi itu, dibarengi seyum canda tawa yang terasa hangat begitu akrab.

Memang, Omm Syur saat ini jauh berbeda dengan Omm Syur waktu pertama kali bertemu, yang menyapa terasa canggung di setiap kali berpapasan seperti koridor dan anak tangga.

Kemudian tanpa berlama-lama saat cangkir ditanganku kosong aku langsung bergegas menuju ruangan CG yang menjadi Jod Des ku saat itu.
 
Baca Juga: Terungkap, Target Cristiano Ronaldo Tolak Tawaran Klub Arab Saudi Bergaji Rp Rp 39,8 Miliar per Pekan

Saat aku sedang asiknya mendengarkan musik dari YouTube, di ruang operator CG kedap suara, langkah kecil tak bersuara Chacha, mahasiswi dari UNISBA, menyapa dengan wangi khas parpumnya.

Meski baru dua hari kami berada di Job des yang sama, parpum yang ia kenakan begitu terukir di hidung berbalut kain.

Tak banyak sapaan terucap, hanya kata “Hai” darinya yang aku balas dengan bahasa asing “Morning”.
 
Baca Juga: Teddy Tjahjono; Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Rumah yang Ideal untuk Persib

Mengingat masa Job Training aku akan selesai tumut, Chacha yang akan menggantikan aku di operator CG, haruslah sudah siap saat aku selesai nanti.

“Hai,” sapa Chacha, sambil meletakan tasnya dibangku samping.

“Morning,” aku jawab dengan sedikit gaya bahasa asing.

“Kamu udah lama datang ?,” tanya Chacha.
 
Baca Juga: Teddy Tjahjono; Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Rumah yang Ideal untuk Persib

“Lumayan, sekitar jam 8,” jawab ku dengan akrab “Hari ini mau kamu yang ngimput CG ?,” aku bertannya. “Boleh,” Icha menjawab tapa terlihat keraguan sedikitpun di wajahnya.

Kurang lebih seperti itulah percakapan yang terjadi sebelum hari itu beraktivitas. Sambil mendampingi Icha berkerja, aku yang tidak sempat sarapan, makan Choky-Choky disampingnya.

Karena tidak nyaman makan sendirian, kutawarkan Choky-Choky padanya yang sedang asik bekerja sambil mendengarkan musik.

Mula-mula ia menolak, namun saat melihat Choky-Choky, ia meminta dengan sedikit memelas “Ihhh, mauuuu, kalau Choky-Choky aku ga bakalan nolak !,” ujarnya dengan nada yang lugas.

Kemudian selang beberapa saat Chacha mengajak aku mendengarkan musik bersama, bebagi Headset di sebelahnya.

Kabel Headset yang terbatas panjangnya, memaksa aku hampir mendekatkan kepala ke pundaknya.

Tanpa disadari, wangi parpum kuat di sekitar rambut emas yang tergerai di samping kiri, sedikit membuat aku pusing. Beberapa kali aku bergeser mencari posisi nyaman, sambil berusaha tidak canggung karena lekuk leher di baliknya terlihat jelas dalam jarak 15 Centimeter dari mataku.

Setengah jam kemudian, posisi duduk tak berubah. Belasan lagu silih berganti. Dan aku yang menatap layar TV, tiba-tiba dikejutkan oleh Kak Bayu, yang melihat dari balik jendela studio.

Dengan reflek cepat, aku langsung duduk tegak hingga menarik Headset dari telinga Icha.

Mula-mula Kak Bayu membiarkannya, namun selang beberapa menit, ia Masuk mengajak aku liputan keluar.

Saat itu, dua hal yang sangat aku pertimbangkan adalah kesempatan untuk merasakan bagaimana Job Des diluar kantor bersama Tim liputan saat mencari informasi.

Yang kedua, aku memiliki tugas dari mentor Pak Rio, untuk membimbing Chacha saat bekerja.

Dengan cepat aku harus memutuskan, hingga akhirnya memilih membimbing Chacha di ruang operator CG.

Dalam benak aku termenung. Dilema atas pilihan yang telah aku buat, hingga sejenak terbesit pertanyaan yang akan diajukan penguji, saat seminar Job Training nanti.

Pertanyan tentang kegiatan selama di kantor, yang tidak pernah keluar untuk liputan bersama tim lapangan Keputusan ini, akan teringat saat dugaan itu muncul dengan sepontan.

Lama aku menatap layar TV tanpa aku simak informasi dari setiap tayangannya. Hingga akhirnya aku tersadar, saat Rey, teman magangku memberitahu bahwa aku di panggil oleh Kak Athania ke ruang loby kantor.

Kulihat panggilan masuk tak terjawab di HP darinya, dengan sigap aku segera menemuinya.

Disana terlihat Tim Liputan sudah siap untuk berangkat. Kali ini Kak Yasmin yang mengajak aku untuk pergi liputan keluar. Kemudian lagi, aku menjelaskan tentang tanggung jawab untuk membimbing Chacha, karena ketika aku selesai Job Training nanti, Chacha harus benar-benar bisa mengoprasikan CG.

Pak Nalendra, Produser Buletin Jabar, mendesak agar aku ikut liputan. Ia bahkan sampai menyuruh untuk minta izin ke mentor utama Kak Yusuf, agar aku bisa ikut.

Mengingat ada tiga orang anak magang yang akan segera sesai, aku berkoordinasi dengan Yopie, Mahasiswa dari UIN Bandung untuk menggantikan aku membimbing Chacha.

Lekas aku bergegas meminta izin pada Kak Yusuf, serta mengabil tas dan HP untuk pergi liputan.

Hari itu Tim liputan akan mencari informasi terkait relawan uji coba Vaksin Covid-19 ke RS UNPAD Bandung.

Sebelumnya, Kak Athania sudah lebih dulu mewawancarai ketua Tim Riset uji klinis Vaksin dari UNPAD Prof. Kusnandi Rusmil.

Dari hasil wancaranya, Kak Athania mendapat info tempat pendaftaran relawan berlokasi di puskesmas Garuda, di jalan Dadali Kota Bandung selain di Rumah Sakit pendidikan UNPAD.

Sebelum sampai, di perjalanan mulut Kak Bayu terlihat geram seakan hendak berbicara sesuatu yang menarik. Kak Deden yang mengetahui topik percakapan, bertanya mendahului Kak Bayu.

Medengar topik pembicaraan baru, Kak Athania mulai tertarik ikut bertanya. Aku yang jadi topik pembicaraan hanya bisa menjawab dengan pelan dan tersungkur malu melampiaskan pandang ke luar jendela mobil.

“Siapa namanya anak magang baru itu ?,” tanya Kak Deden sambil cengengesan.

“Ketangkap basah dia Den, tadi lagi asik berduan di ruang CG,” Kak Bayu menjawab, mendahului aku.

“Wahhhh,, lagi ngapain emang di ruang CG?” sambung Kak Deden.

“Lagi ngimput CG lah, emang ngapain lagi” jawab aku takut didahului lagi.

“Jangan boong kamu, tadi kelihatannya kamu lagi nyender-nyender, sambil pura-pura liat TV, hapir nempel lagi Den” Kak Bayu menjelaskan apa yang dilihatnya.

“Eggak Kak, orang aku ga ngapa-ngapai” aku menyangkal dengan cepat

“Beneran Kak, dia tadi nempel–nempel ?,” seru Kak Athania, memperkeruh perbincangan. Kemudian hal itu berlanjut hingga mobil sampai di lokasi.

Serasa menghipur atmosfer kembali, dari ruang bergerak di tengah jalan, aku yang sedikit tertekan berusaha mengikuti langkah Kak Athania.

Sambil membawa Tripod kamera menuju halaman puskesmas Garuda, di sana, kami di dihampiri seorang petugas, lengkap dengan masker dan APD, di depan pos keamanan.

Dari hasil perbincangan lansung dengan petugas, Tim hanya sedikit mendap informasi pendukung dari petugas yang tidak bisa memberi lebih karena terkendala izin dari pimpinannya.

Karena tidak ada agenda lain, Tim akhirnya berangkat untuk kembali ke kantor. Melihat waktu yang menunjuk tengah hari, Kak Athania mengajak anggota Tim untuk makan siang diluar.

Kak Deden merekomendasikan warung pedagang kaki lima nasi gudeg. Lagi, sesampainya di warung, Kang Bayu membahas kejadian tadi pagi di ruang CG.

Sudah lemas rasanya dijadikan topik pembicaraan, tapi apa daya aku yang hanya anak magang, berusaha menganggapnya sebagai candaan semata.

Sesampainya di kantor Tim siaran lokal Bulletin Jabar tengah siap-siap melakukan siaran.

Tidak terkecuali Chacha, bersama Pak Rio yang sedang memberi perngarahan, meliat aku datang.

Terlihat Kak Azi, Editor News dan Pak Nalendra sudah siap di tempat menunggu siarang yang dimulai jam 13:05 tepat.

Setelah siaran lokal Buletin Jabar selesai, Chacha yang mengoprasikan CG tanpa kesalah, langusng pergi untuk istirahat.

Aku kemudian melihat komputer sambil merapihkan meja Komputer, disusl Yopie yang  bertanya langsung prihal naskah untuk hari ini, apakah sudah aku kerjakan.

Dengan cepat aku mengecek pemberitahuan di HP, tidak ada sama sekali di emal yang masuk dari Pak Yusuf.

Kerena bingung akhirnya aku bertanya ke Pak Yusuf. Saat di jawab ternyata aku tidak kebagian karena Pak Yusuf menduga aku liputan hingga sore.

Sejenak aku mengingat kembali kegiatan dari pagi hingga detik itu, tentang hal apa saja yang telah aku lakukan.

Namun sayang, tidak satupun darinya mampu digambarkan antara mendapat pengalaman baru bisa ikut tim liputan keluar, atau sebuha kecelakaan karena jadi topik pembicaraan.

Yang jelas hari itu adalah salah satu hari di bulan juli yang tercatata dalam jurnal harian hidup, saat dimana aku ikut liputan bersama tim dari Metro TV Biro Jabar.***

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Pengalaman Penulis


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x