Rusia Membahayakan Dunia, Kini IAEA minta Rusia menarik pasukan dari PLTN Zaporizhzhia

- 20 September 2022, 18:52 WIB
Ilustrasi nuklir PLTN di Ukraina yang diduduki Rusia.
Ilustrasi nuklir PLTN di Ukraina yang diduduki Rusia. /Pixabay/Markus Distelrath

 
BERITA KBB - Ukraina memiliki empat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pada hari Senin 19 September 2022, Kiev menuduh rudal Rusia menghantam salah satu PTLN tersebut yang ada di Pivdennoukrainsk, wilayah Mykolaiv. 
 
Energoatom, perusahaan energi pemerintah Ukraina, menjelaskan sebuah ledakan terjadi 300 meter dari reaktor PLTN. 
 
Kejadian itu berlangsung tepat setelah tengah malam atau pada Senin dini hari.
 
 
Ukraina mengandalkan empat PLTN untuk memberikan pasokan setrum di negaranya. 
PLTN yang terbesar berada di Zaporizhzhia, yang juga merupakan PLTN terbesar di Eropa. 
 
PLTN Pivdennoukrainsk, yang mendapatkan serangan terbaru rudal Rusia, merupakan PLTN terbesar kedua di negara tersebut. 
 
Melansir Deutsche Welle, Energoatom mengunggah foto dari dampak ledakan rudal Rusia yang menghantam. 
 
 
Ada kawah di permukaan tanah bekas tumbuhan senjata tersebut. 
 
"Saat ini, ketiga unit pembangkit listrik PNPP (Pivdennoukrainsk Nuclear Power Plant) beroperasi normal. Untungnya, tidak ada korban di antara staf," ujar Energoatom. 
 
Dampak serangan tersebut telah merusak bangunan dan kompleks pembangkit 
 
Usai Energoatom memberikan informasi di media sosial tentang serangan rudal Rusia yang hampir mengenai reaktor nuklir di pembangkit listrik, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memberikan komentarnya. 
 
 
"Para penyerbu (Rusia) ingin menembak lagi, tetapi mereka lupa apa itu pembangkit listrik tenaga nuklir. Rusia membahayakan seluruh dunia. Kita harus menghentikannya sebelum terlambat," ujar Zelenskyy dikutip dari Reuters. 
 
Wilayah Mykolaiv berada di bagian Ukraina selatan. 
 
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia telah meluncurkan serangan rudal dengan target di kota tersebut. 
 
Sejauh ini, Rusia belum memberikan reaksi atas tuduhan yang dilontarkan pihak Ukraina. 
 
 
Sebelum serangan rudal ke PLTN Pivdennoukrainsk, Rusia dan Ukraina saling tuduh meluncurkan tembakan ke PLTN Zaporizhzhia. 
 
Bahkan, pertempuran di lokasi tersebut membuat organisasi nuklir internasional Perserikatan Bangsa - Bangsa (IAEA) turun tangan untuk mediasi. 
 
Pada 15 September, anggota Dewan IAEA mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar pasukan Rusia menarik diri dari PLTN Zaporizhzhia. 
 
Melansir RFE/RL, IAEA menyerukan agar Moskow segera menghentikan semua tindakan terhadap dan di pembangkit listrik Zaporizhzhia serta fasilitas nuklir lainnya di Ukraina. 
 
Dewan tersebut memiliki anggota 35 orang dengan 26 orang mendukung resolusi. Dua orang menentang dan tujuh orang memilih abstain. 
 
Resolusi tersebut menjelaskan, pendudukan militer di PLTN secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan nuklir yang akan membahayakan penduduk Ukraina. 
 
Selain itu, penduduk di negara tetangga dan komunitas internasional juga terancam risiko dari kecelakaan nuklir tersebut.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x