“Sel saraf motorik dan mata pada pasien selnya itu berubah jadi sel bakteri sehingga dikenali oleh sistem imun kita sebagai zat yang harus dimusnahkan maka gejala sistem imun sendiri yang menyerang sel syaraf akibat terinfeksi oleh virus atau bakteri sehingga bukan infeksi langsung tapi akibat proses imunologi yang salah. Memang yang paling sering kelumpuhan tungkai tangan dan yang berat itu kalau ke otot pernafasan,” ucap dia.
Selebihnya, SA saat ini kondisinya mulai membaik dan bukan mustahil untuk bisa disembukan. dr Eni Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi mengatakan, saat ini gerkaan tangan SA sudah menunjukan perbaikan, sudah bisa memijat. Namun untuk kaki belum maksimal. SA masih harus menjalani fisioterapi untuk mengembalikan fungsi motoriknya.
“Untuk fisioterapi sendiri kami akan memfasilitasi di RS Pelabuhan Ratu. Di sana sudah siap dan ada fasilitasnya.Di sana ada spesialis syaraf, mata, fisioterapi, sedangkan rehabilitasi medik ada di Sekarwangi. Proses ini akan membantu penyembuhan SA. Saya laporkan juga di sana untuk obat-obatan SA sudah ada, semoga mempercepat penyembuhan SA,” ucap dia.
Baca Juga: Terungkap! Ini Dia Wanita Pengirim Sate Sianida yang Tewaskan Bocah Asal Bantul
Pihaknya juga akan kordinasi dengan puskesmas untuk dibantu bantu sistem rujukan selanjutnya. Selain itu SA akan selalu dipantau dan diterapi oleh tim RS Pelabuhan Ratu.
Sementara itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jabar siap memfasilitasi SA selama menjalani perawatan di Kota Bandung. Pemda Provinsi bisa mengakomodir SA di rumah singgah yang dikelola Jabar Bergerak maupun Dinas Sosial.
Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, pihaknya siap membantu SA untuk mendapatkan hunian sementara selama pengobatan di Bandung.
Selebihnya, Daud meminta kasus SA yang ternyata tidak ada kaitannya dengan efek samping vaksin diminta untuk disebarluaskan kepada masyarakat dengan berbagai saluran media sosial milik pemerintah maupun bantuan media massa.
“Kami pastikan bahwa vaksin ini aman kalau pun ada KIPI seperti di Sukabumi ini ternyata bukan karena vaksin melainkan karena GBS,”ujar dia.