Berikan Nilai Tambah, Presiden Jokowi Himbau Belanja Produk Dalam Negeri

- 14 Juni 2022, 22:25 WIB
Presiden Marah dan Kecewa Kita Masih Gunakan Produk Impor.
Presiden Marah dan Kecewa Kita Masih Gunakan Produk Impor. /Flores Terkini/pixabay

BERITA KBB - Pelaksana Harian Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mencatat arahan Presiden Jowo Widodo agar pemerintah daerah dalam belanja daerah memprioritaskan membeli produk dalam negeri meskipun harganya lebih mahal dari barang impor.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai tambah kepada rakyat Indonesia, salah satunya penyediaan lapangan pekerjaan.

Demikian poin utama Presiden dalam Rakornas Pengawasan Intern Tahun 2022 dengan Tema "Kawal Produk Dalam Negeri untuk Bangsa Mandiri", yang diikuti Uu Ruzhanul dari Rumah Singgah Wakil Gubernur Jawa Barat, di Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (14/6/2022).

Baca Juga: Konsisten Lakukan Inovasi Melalui Berbagai Produk Ramah Lingkungan, Aldo Targetkan Pertumbuhan Laba Bersih 40%

Jokowi pun mengaku prihatin karena belanja pemerintah daerah dan pusat masih kerap digunakan untuk barang impor. Padahal, dana APBN dan APBD ditarik dari rakyat melalui pajak.

"Sedih, ini uang rakyat, uang yang dikumpulkan dari pajak baik PPn, PPh, PPh badan, PPh perorangan, PPh karyawan, dari bea ekspor, dari PNPB dengan cara yang tidak mudah, kemudian kita belanja produk impor," ujar Jokowi, yang berada di Kompleks Istana Negara Jakarta.

Dengan memprioritaskan produk dalam negeri maka diharapkan dapat menghadirkan nilai tambah bagi ekonomi rakyat. Kemudian membangkitkan pertumbuhan ekonomi dan juga efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas. Komitmen belanja produk dalam negeri dapat berpengaruh dalam menarik investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Baca Juga: Buka Bandung International Food & Hospitality Expo 2022, Sekda Jabar Dorong Inovasi Produk Pangan Lokal

Jokowi mencontohkan dalam pembelian alat mekanik. Barang impor memang jauh lebih murah ketimbang yang ada di dalam negeri. Namun, alangkah lebih baik bila memprioritaskan produk dalam negeri. Ini karena mendorong nilai tambah dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

"Impor harganya Rp22,9 juta, yang dalam negeri harganya Rp28 juta. Beli tetap produk dalam negeri, jangan alasannya lebih murah, yang impor lebih murah, enggak. Terpaut sedikit tetap beli yang produk dalam negeri, karena nilai tambah ada di dalam negeri, lapangan kerja ada di dalam negeri, enggak ada alasan," tuturnya.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x