Menag Yaqut: Masyarakat Harus Lakukan “High Politics” Jika Mau Berpolitik di Masjid Ala Rasulullah SAW

- 9 November 2023, 14:26 WIB
Menag Yaqut: Masyarakat Harus Lakukan “High Politics” Jika Mau Berpolitik di Masjid Ala Rasulullah SAW
Menag Yaqut: Masyarakat Harus Lakukan “High Politics” Jika Mau Berpolitik di Masjid Ala Rasulullah SAW /Dok Kemenag/
 

Berita KBB - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menegaskan agar masjid tidak digunakan sebagai tempat politik praktis. Hal itu disampaikannya dalam Rakernas Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) di Asrama Haji Pondok Gede, DKI Jakarta, Rabu 8 November 2023 malam.


Dilansir laman Kementerian Agama, Yaqut mengatakan, jika masyarakat ingin berpolitik di masjid, maka harus mencontoh Rasulullah SAW yang menjadikan tempat ibadah umat Islam masa itu sebagai tempat membicarakan politik persatuan umat.


"Dulu Nabi Muhammad SAW di masjid melakukan politik keumatan atau istilahnya sekarang high politics, tidak terkait dengan perbedaan kepentingan, dan justru sebaliknya mempersatukan perbedaan dari berbagai kabilah di sana," ujarnya, seperti dikutip Berita KBB dari laman Kemenag.

 

Baca Juga: Sinopsis Daftar Pemain Ftv Istri Yang Tidak Mencium Bau Surga Kamis 9 November 08.30 WIB


Menurut Yaqut, selama ini masyarakat salah kaprah menganggap bahwa konsolidasi politik di lingkungan masjid sebagai contoh dari Rasulullah saat membangun peradaban di Madinah. Hal ini tidak sama dengan yang terjadi di masa kini.


"Pada masa Nabi, politik yang berjalan di masjid itu adalah politik yang mempersatukan banyaknya kabilah-kabilah yang berbeda. Jika masjid dijadikan alat berpolitik justru yang terjadi adalah pengkotak-kotakkan. Itu berbanding terbalik dengan politik pada masa Rasulullah," ungkapnya.


Lebih jauh, Gus Men memaparkan bahwa masjid semestinya juga digunakan sebagai sarana kegiatan sosial, ekonomi, dan segala kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, di samping sebagai tempat ibadah dan kegiatan keagamaan.

 

Hal tersebut sesuai dengan yang dahulu dilakukan Rasulullah SAW ketika mendirikan Masjid Quba di Madinah, yang menjadi pendorong kemajuan peradaban kota tersebut pada masa itu.


“Kota Madinah ini maju karena kontrak sosial atau konstitusi yang lahir berkat perundingan-perundingan untuk kemaslahatan umat yang dibahas di masjid," jelasnya.

Halaman:

Editor: Siti Mujiati

Sumber: Laman kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x