VIRAL!Beredar Kembali Video Fahri Hamzah 2017, Soal Jokowi Buat Konflik Ideologi dengan Habib Rizieq

23 November 2020, 14:48 WIB
Fahri Hamzah memberikan kritik terhadap penurunan baliho Habib Rizieq oleh Pangdam Jaya. /Instagram.com/@fahrihamzah

BERITA KBB- Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai Habib Rizieq selalu mendapatkan perhatian publik. Menurut politisi Fahri Hamzah, hal tersebut bukanlah tanpa prediksi.

Pasalnya, videonya pada 2017 lalu kembali beredar di media sosial. Dalam potongan video tersebut, Fahri Hamzah membahas soal Jokowi dan Habib Rizieq.

Dalam video tersebut, Fahri Hamzah terlihat sedang menjadi pembicara di sebuah acara. Ia kemudian menceritakan tentang konflik ideologi yang diciptakan Jokowi.

Baca Juga: Copot Ratusan Baliho Habib Rizieq Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman Dikirimi Karangan Bunga

Baca Juga: Baliho Habib Rizieq Dicopot, Ustaz Maaher: Terima Kasih Bapak Pangdam Jaya!

"Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi. Apa sekarang hasilnya?" tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Ia kemudian mencontohkan dalam pengurusan Habib Rizieq.

"Cuma ngurus Habib Rizieq, yang tadinya ga terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara. Dibikin rekayasa, jadi konflik besar seperti sekarang ini, jadilah Habib Rizieq jadi tokoh besar."

"Setelah itu bingung sendiri bagaimana mengatasinya. Kenapa bikin konflik ideologi," tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut, seperti yang dilansir dari Jurnal Gaya berjudul Ngeri! Beredar Video Fahri Hamzah soal Pemerintah Libatkan Habib Rizieq Ciptakan Konflik Ideologi

Baca Juga: Pangdam Jaya Copot Baliho Habib Rizieq, Fadli Zon: Sudah Offside, Evaluasi, Copot Pangdam Jaya!

Baca Juga: MAGER!! Ini yang Dilakukan Arya Saloka Menunggu GIliran Syuting Jika Tak Bisa Kemana-Mana..

Dalam Twitter pribadinya, Fahri Hamzah mengomentari video tersebut, ia mengungkapkan video diambil sekitar tahun 2017 dan kini sudah tahun 2020.

"Video Ini kira2 2017...sekarang 2020. Oi jakarta Tell me..." tulis dia.

Ia kemudian menegaskan:

"Orang jakarta telmi..." cuit Fahri.

Baca Juga: INI PROFIL Pangdam Jaya Dudung Abdurachman yang Perintahkan Copot Baliho Habib Rizieq

Sebelumnya, postingan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Hal itu karena buku yang ditampilkan dalam foto tersebut berjudul 'How Democracy Die".

Buku tersebut bagi netizen seolah kode keras. Sebab belum lama ini, Anies dipanggil Polda Metro Jaya karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Setelah itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengeluarkan instruksi bernada ancaman. Kepala daerah yang membiarkan prokes bisa kena sanksi bahkan pencopotan.

Baca Juga: Ini Permintaan Netizen soal Putra Arya Saloka Pemeran Al Ikatan Cinta, Ibrahim, Semoga jadi Aladin

Baca Juga: Sinopsis Chandra Nandini, Senin 23 November 2020, Nandini Tenggelam, Chandra Panik!

Ancaman tersebut dinilai tidak elok. Sebab gubernur, bupati, dan wali kota merupakan pejabat politik yang dipilih oleh warga. Bukan hasil pengangkatan presiden.

Buku tersebut pun dikomentari Fahri Hamzah. Ia mengatakan, orang Jakarta baru membicarakan buku tersebut. Padahal dirinya sudah membahasnya sejak jauh-jauh hari.

"Orang jakarta lagi ribut ini, Saya dah ribut awal tahun lalu..." tulis Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya.

Buku itu merupakan kesimpulan dua guru besar Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Kedua pakar itu menceritakan bagaimana demokrasi bisa mati.

Baca Juga: Menang Besar 4-0 atas Lorient, Lille Tempel PSG di Klasemen Liga 1 Prancis

Baca Juga: Liverpool Sukses Tumbangkan Leicester City 3-0, Tempel Tottenham di Puncak Klasemen Liga Inggris

"Sebetulnya itu adalah kesimpulan 2 guru besar universitas Harvard: Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Dalam buku mereka yang terkenal “How Democracy Die”, mereka menuturkan bagaimana demokrasi bisa mati oleh kudeta militer atau oleh pemilu yang menaikkan para pemimpin curang," tambah Fahri.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini pun beberapa kali melontarkan kritik pedasnya pada pemerintah terkait Habib Rizieq.

Mulai dari mempertanyakan kenapa Presiden Jokowi seolah enggan mengucapkan selamat datang ke Habib Rizieq, hingga saat TNI menurunkan baliho Habib Rizieq.

Dalam cuitan Twitternya, Fahri berkomentar, negara kaget sehingga dalam kondisi seperti ini belum bisa mengantisipasi keadaan.

"Awalnya dianggap kecil dan gak penting. Ternyata banyak dan membludak. Lalu nyalahin yang datang dan memecat petugas keamanan,” tulis Fahri dikutip Jurnal Gaya dalam akun twitternya @fahrihamzah, Selasa 17 November 2020.

Fahri pun berkomentar seharusnya negara sudah bisa mengantisipasi sejak dini. “Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi. Jangankan demo, cuaca dan bencana aja bisa diterka. Jadi negara gak boleh kaget dan salah tingkah dong," cuit Fahri Hamzah dalam akun Twitternya. *** (Firmansyah/Jurnal Gaya)

Editor: Miradin Syahbana Rizky

Sumber: Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler