Pemerintah Dikritik Bertubi-tubi Soal Impor Beras, Kepala Bulog Budi Waseso Ungkap Pengakuan Mengejutkan!

17 Maret 2021, 09:58 WIB
Budi Waseso, Dirut Bulog mengaku siap menerima hasil impor beras 1 juta ton jika pemerintah menyediakan pangsa pasar penyaluran beras impor. /Perum Bulog/

PIKIRAN RAKYAT - Pemerintah tengah mendapatkan kritik bertubi-tubi dari banyak pihak soal rencana impor beras.

Salah satu yang menyampaikan kritik adalah Ketua Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS Riyono dan menyoroti pengakuan mengejutkan Kepala Bulog Budi Waseso dalam RDP bersama DPR hari Senin 15 Maret 2021.

Dalam RPD bersama DPR tersebut, Budi Waseso mengungkapkan bahwa saat impor beras tahun 2018 sebanyak 1.785.450 beras, hingga sekarang masih tersisa 275.811 ton beras belum tersalurkan.

Bahkan dari jumlah yang belum disalurkan tersebut, 106.642 ton sisa beras itu adalah beras dengan kualitas turun mutu.

Baca Juga: Kode Redeem ML (Mobile Legends) Terbaru, Rabu 17 Maret 2021: Segera Tukarkan Item Menarik dari Moonton

Baca Juga: Terbaru dan Valid, Kode Redeem FF (Free Fire) Rabu, 17 Maret 2021: Segera Klaim Hadiah Menarik dari Garena

Untuk itu Riyono mengungkapkan bahwa pihaknya memberi apresiasi kepada Bulog lantaran sangat penting.

"PKS apresiasi informasi Bulog yang penting ini, ternyata sisa beras impor 2018 masih ada. Terus Presiden buat kebijakan impor 1 juta ton buat apa? Cadangan Maret 2020 masih ada 900 ribu ton. Prediski panen 2021 juga ada sisa stok 1 juta ton lebih. Sekali lagi, impor ini untuk siapa?" tanya Riyono dikutip dari laman resmi PKS.

Kebijakan impor ini akan dilakukan ditengah kondisi sektor pertanian yang berkinerja bagus. Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor sektor pertanian pada periode Januari dan Februari 2021 mengalami pertumbuhan positif, yakni sebesar US$ 0,65 miliar atau 8,81% (yoy). Lalu khusus bulan Februari 2021, nilai ini tumbuh di angka 3,16% (yoy).

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi mencapai 54,65 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2020, naik tipis 0,08 persen atau 45.170 ton dari produksi pada 2019 yang sebesar 54,60 juta ton.

Baca Juga: Masih Ada Waktu, BST Rp300.000 Cair Maret 2021, Segera Cek Nama Anda Pakai NIK KTP di dtks.kemensos.go.id

Jika dikonversikan menjadi beras, maka sepanjang 2020 produksi beras mencapai 31,33 juta ton. Realisasi ini naik tipis 0,07 persen atau 21.460 ton dari produksi beras di 2019 yang sebesar 31,31 juta ton.

Peningkatan produksi akan bisa naik di 2021. BPS mencatat potensi produksi padi dalam negeri selama Januari-April 2021 diperkirakan mencapai 25,37 juta ton gabah kering giling (GKG).

Angka potensi ini 26,88 persen atau 5,37 juta ton dibandingkan produksi padi di periode yang sama tahun 2020 yang sebesar 19,99 juta ton GKG.

Bila dikonversikan, maka selama Januari-April 2021 potensi produksi beras mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dari periode yang sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.

Baca Juga: Jadwal Acara RTV Hari Ini, Rabu 17 Maret 2021: Jangan Lewatkan Boboiboy Galaxy, Ultraman Cosmos, hingga Victor

Adapun pada Januari 2021 produksi padi sudah terealisasi sebanyak 2,06 juta ton GKG, serta realisasi produksi beras sebanyak 1,18 juta ton

"Masih ada surplus beras petani di 2020 dan proyeksi 2021. Ini prestasi petani yang harus dihargai pemerintah, harusnya dikasih kado bagus dengan menjaga HPP agar stabil dan jika perlu dinaikkan. Petani dan sektor pertanian saat pandemi menjadi penyelamat ekonomi nasional. Terus apa penghargaan pemerintah ke petani? Impor beras? Sangat menyakitkan," tutup Riyono.***

Editor: Syamsul Maarif

Sumber: PKS

Tags

Terkini

Terpopuler