Kopda Muslimin Ditemukan Tewas, Anggota Komisi I DPR Desak Pengusutan Kasus Upaya Pembunuhan Tetap Berlanjut

- 28 Juli 2022, 18:34 WIB
Kopda Muslimin tewas meninggal di rumah orang tuanya di daerah Kendal Jawa Tengah.
Kopda Muslimin tewas meninggal di rumah orang tuanya di daerah Kendal Jawa Tengah. /YouTube/Miftah's TV/

 

 
BERITA KBB - Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), membenarkan bahwa Kopral Dua Muslimin ditemukan tewas di Kendal, Jawa Tengah.
 
Dia meninggal di rumah orang tuanya setelah dinyatakan buron selama beberapa hari oleh tim gabungan polisi dan militer.
 
Ia dicari lantaran diduga dalang percobaan pembunuhan istrinya, Rina Wulandari (34 tahun). Rina diketahui merupakan salah satu anggota Persit KCK TNI AD Batalyon Arhanud 15/DBY.
 
 
Mantan Pangkostrad itu menambahkan, telah menyiapkan dokter forensik untuk melakukan autopsi terhadap jenazah Muslimin. Sebab, ia dikabarkan sempat muntah - muntah sebelum akhirnya meregang nyawa.
 
Sejauh ini tim gabungan Polda Jateng dan Kodam Diponegoro telah menangkap lima orang yang terkait upaya pembunuhan Rina. Empat di antaranya merupakan eksekutor pembunuhan Rina pada 18 Juli 2022 lalu.
 
Kelima tersangka diketahui bernama Sugiono alias Babi selaku eksekutor, AS alias Gondrong, Ponco Adi Nugroho, SP alias Sirun, dan DS.
 
 
Dari para tersangka, polisi menyita sejumlah alat bukti, mulai dari sepucuk senjata api, satu magasin, empat peluru kaliber 9 mm, dua sepeda motor, baju - baju yang dipakai saat beraksi, sepatu, serta satu sepeda motor.
 
Satu unit sepeda motor yang terakhir dibeli dengan menggunakan upah usai melakukan upaya pembunuhan terhadap Rina.
 
Ketika kelima tersangka dihadirkan saat jumpa pers di Mapolda Jateng, empat di antaranya harus dipapah oleh anggota Resmob.
 
 
Satu tersangka lainnya bisa berjalan sendiri. Keempat tersangka terpaksa ditembak oleh anggota Polda Jateng lantaran berupaya kabur ketika dilakukan pengembangan perkara.
 
Di sisi lain, anggota Komisi I DPR, Dave Laksono, mendorong agar pengusutan kasus upaya pembunuhan itu tetap berlanjut. 
 
Meski individu yang diduga menjadi dalangnya telah meninggal dunia. Sebab, ini adalah tindakan pidana.
 
Ia menambahkan, dengan mengusut tuntas maka bisa diperoleh informasi yang lebih jelas apakah Kopda Muslimin bunuh diri atau dibunuh oleh orang lain.
 
Sementara, Kapolda Jateng Irjen (Pol) Ahmad Luthfi mengatakan, motif Kopda Muslimin membunuh istrinya sendiri diduga karena ia sudah memiliki kekasih baru. 
 
Ahmad menjelaskan bahwa Kopda Muslimin memberikan upah hingga Rp120 juta kepada eksekutor untuk menembak mati sang istri.
 
Ia menambahkan, tembakan pertama, tidak mematikan korban. Lalu, eksekutor kembali ke posko yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban di area Banyumanik, Semarang.
 
Setelah Rina terluka, ia dibawa ke rumah sakit. Kopda Muslimin sempat mendampingi istrinya ketika dibawa ke rumah sakit.
 
Namun, di rumah sakit itu pula, Kopda Muslimin justru menghubungi eksekutor yang telah menembak istrinya.
 
Fakta mencengangkan lainnya yang terungkap yaitu Kopda Muslimin sudah empat kali mencoba membunuh istrinya.
 
Kapolda Jateng Irjen (Pol) Ahmad Lutfi mengatakan, upaya percobaan pembunuhan pertama dilakukan dengan cara meracuni korban.
 
Upaya percobaan pembunuhan kedua lewat aksi pencurian di rumah korban. Lalu, pelaku pencurian diinstruksikan untuk menghabisi nyawa Rina Wulandari.
 
Sementara, Kopda Muslimin menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Rina pada 18 Juli 2022 lalu. 
 
Sang eksekutor menembak dua kali dan satu peluru bersarang di bagian perut Rina.
 
Kini usai dioperasi dan dilakukan pengangkatan proyektil peluru, kondisi Rina semakin membaik. ***
 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah