Terkuak Sedikit Demi Sedikit, Temuan Baru Komnas HAM Bertentangan dengan Pernyataan Polri!

- 29 Juli 2022, 15:29 WIB
Kolase Brigadir J, Ferdi Sambo dan sang istri.
Kolase Brigadir J, Ferdi Sambo dan sang istri. /YouTube/UP INFO/

 

 
 
BERITA KBB - Kasus kematian Brigadir J masih diselimuti misteri. Namun menjelang dan usai autopsi ulang jenazah Brigadir J, misteri itu sedikit demi sedikit mulai terkuak.
 
Pembongkaran makam dan autopsi ulang jenazah Brigadir J dilakukan di Sungai Bahar, Jambi pada hari Rabu 27 Juli 2022. 
 
Selain itu, Komnas HAM juga turut menyumbang temuan baru setelah memeriksa barang bukti antara lain berupa lebih dari 20 video dan saksi - saksi terkait.
 
 
Pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengaku telah memperoleh informasi terkait hasil autopsi. 
 
Meski proses autopsi masih berlangsung hingga dua pekan ke depan di Jakarta, namun pihaknya telah menerima penjelasan penting tentang bagaimana kondisi Brigadir J tewas.
 
Dalam proses autopsi independen yang dipimpin tim forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dua perwakilan keluarga dari tenaga medis sudah dilibatkan. Hasilnya, diketahui banyak luka tembakan dari jarak dekat dengan cara menempelkan senjata api ke tubuh korban.
 
 
Penembakan ini membantah pernyataan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, jika Brigadir J tewas karena terlibat baku tembak.
 
Menurut Kamaruddin, peluru yang ditembakkan dengan jarak meski 3-5 meter dinilai tidak akan menembus tubuh melainkan bersarang di tubuh korban.
 
Selain luka tembak, ada juga luka penyiksaan yang diterima Brigadir J. Sebelum tewas, Brigadir J disebut menerima serangkaian penyiksaan berat.
 
 
Soal jari manis yang patah, Kapolres Jaksel Kombes Pol Budhi Herdi Susianto mengatakan, luka di jari itu karena tembakan Bharada E yang mengenai jari tangan Brigadir J saat menggenggam pistol HS-9 dengan dua tangan.
 
Pihak keluarga tinggal menunggu hasil autopsi secara resmi.
 
Namun secara garis besar, Kamaruddin enggan menyebut lagi kematian Brigadir J akibat dugaan pembunuhan, melainkan pasti pembunuhan. Dirinya meminta penyidik tidak setengah hati memeriksa kasus ini.
 
 
Sementara itu, Polri sejak awal menarasikan bahwa kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan Bharada E. 
 
Disebutkan bahwa Brigadir J lebih dulu melepaskan tembakan ke Bharada E.
Sontak, tembakan itu lantas dibalas oleh Bharada E hingga menyebabkan Brigadir J tewas. 
 
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menyebut, pihaknya menerima lebih dari 20 video yang memperlihatkan kegiatan Ferdy Sambo, istrinya, dan juga Brigadir J dan rombongan sebelum Brigadir J tewas bersimbah darah di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.
 
Video - video tersebut memperlihatkan 27 titik mulai dari Magelang ke Duren Tiga dan video ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
 
Dalam video tersebut, kata Anam, ada momen proses tes PCR rombongan Ferdy Sambo dan istrinya yaitu Putri, begitu tiba di Duren Tiga dari Magelang. 
 
Mereka melakukan tes PCR di rumah pribadi Ferdy Sambo yang juga berada di dalam kompleks Perumahan Polri Duren Tiga, yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah dinas Ferdy yang menjadi TKP tewasnya Brigadir J.
 
Di rumah pribadi Ferdy Sambo itu, Anam mengatakan jika yang terlihat menjalani PCR adalah semua rombongan dari Magelang, salah satunya almarhum Brigadir J.
 
Menurut Anam, video - video itu diberikan dari Siber Bareskrim dan Digital Forensik Puslabfor Polri, dalam rangka melengkapi rangkaian pemantauan dan penyelidikan peristiwa polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, pada hari Jumat 8 Juli 2022.
 
Temuan baru Komnas HAM ini bertentangan dengan pernyataan Karopenmas Divisi Humas Polri Beigjen Pol Ahmad Ramadhan yang menyebut jika Ferdy Sambo tidak ada di lokasi kejadian karena sedang menjalani tes PCR di luar rumah.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x