Tolak Perintah Sambo, Ricky Rizal Tak Beri Tahu Perintah Menembak Yosua ke Richard Eliezer

- 3 Januari 2023, 20:13 WIB
Tolak Perintah Sambo, Ricky Rizal Tak Beri Tahu Perintah Menembak Yosua ke Richard Eliezer
Tolak Perintah Sambo, Ricky Rizal Tak Beri Tahu Perintah Menembak Yosua ke Richard Eliezer /Antara/Indrianto Eko Suwarso/
 
 
BERITA KBB - Terdakwa Ricky Rizal sempat menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Eks Kadiv Propam Polri itu lantas memerintahkannya memanggil Richard Eliezer alias Bharada E untuk naik ke lantai tiga rumah Saguling, Jakarta Selatan.
 
Namun, Ricky saat itu tidak memberitahu Bharada E tentang perintah Sambo untuk menembak Yosua.
 
Ahli Psikologi Forensik Universitas Indonesia (UI) Nathael menilai, sikap Ricky yang menyembunyikan perintah Sambo adalah sebuah norma lingkungan kerja. 
 
Di mana, satu sama lain antara ajudan memiliki tugas yang berbeda dan tidak boleh mencampuri urusan ajudan lainnya.
 
 
Hal itu disampaikan Nathael saat dihadirkan tim penasihat hukum Ricky Rizal sebagai ahli meringankan dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin 2 Januari 2023.
 
Awalnya, Penasihat Hukum Ricky, Erman Umar menanyakan soal psikologi kliennya yang tidak memberitahu perintah Sambo untuk menembak Yosua ke Richard Eliezer alias Bharada E saat dipanggil ke lantai tiga rumah Saguling, Jakarta Selatan.
 
Nathael sebut, Ricky saat itu menghadapi sosok ‘high power distance’, di mana seorang Bripka berhadapan dengan jendral bintang dua yang menjabat sebagai Kadiv Propam Polri.
 
“Dalam konteks high power distance tersebut para anggota yang ada di dalamnya terutama yang lebih rendah ada suatu sosialisasi dan kemudian terus dihidupkan dan dijalankan bahwa seorang anak buah mengikuti apa yang disampaikan oleh atasan,” ujar Nathael.
 
 
Dalam unit kerja yang cukup intens ini kata Nathael, masing - masing ajudan punya tugas yang berbeda. Atas dasar itulah, Ricky enggan mencampuri pekerjaan Bharada E dengan tidak memberitahu perintah Sambo.
 
“Yang kemudian jadi suatu norma yang kemudian hidup dalam lingkungan unit kerja tersebut adalah ya masing - masing punya fokus tugasnya, tidak perlu mencampuri urusan satu sama lain. Itu saya pikir patut kita duga hal itu berlaku dalam lingkungan kerja tersebut,” ujar Nathael.
 
Selain itu, berdasarkan keterangan Ricky, Sambo juga memiliki sikap yang baik dalam memperlakukan semua ajudannya sebagai bagian dari keluarganya.
 
“Lalu kemudian saya pikir konteks relasi ini yang berdasarkan saudara RR dan teman-temannya, ada tema yang konsisten. Mereka persepsikan bahwa atasan ini sangat baik, sangat positif, memperlakukan mereka sebagai keluarga. Jadi di satu sisi dia adalah atasan, pimpinan yang dihormati disegani, tapi juga ditambah ada kualitas yang sangat positif sebagai pimpinan yang perlakukan kami sebagai keluarga. Itu faktor lingkungan,” ujar Nathael.
 
Sementara itu, secara faktor personal, Ricky mengetahui suatu peristiwa negatif terjadi di Magelang yang menimpa istri atasannya itu.
 
“Dan kemudian sebagai orang yang ada di lokasi, pada waktu - waktu yang dekat dengan peristiwa tersebut maka kemudian Ricky pahami patutlah bahwa dirinya ditanyakan apa yang terjadi. Lalu yang bersangkutan sampaikan beberapa info mengenai apa yang dilihat, misalnya bahwa dia lihat ada semacam konflik antara kuat dan Yosua,” ujar Nathael.
 
Ricky hanya mendapatkan penuturan Sambo saat itu bahwa Putri Candrawathi dilecehkan di Magelang oleh Yosua. Sehingga terjadilah rentetan peristiwa yang Ricky lihat sendiri di Magelang.
 
“Sehingga kemudian pada saat itu ada beberapa interpretasi. Interpretasi pertama adalah yang kami peroleh, Ricky interpretasikan bahwa pimpinannya dalam kondisi emosi yang negatif, terutama marah. Dalam kondisi kemarahan, Ricky tentunya sadari betul bahwa pimpinannya sedang marah. Sehingga bisa saja ada suatu konsekuensi negatif yang akan dia peroleh waktu itu,” ujar Nathael.
 
Ricky kemudian menolak perintah Sambo untuk menembak Yosua. Penolakan ini menurut Nathael sesuai dengan psikologi Ricky yang berani menolak perintah menyimpang atasannya.
 
“Misalnya dari keterangan beliau, permintaannya adalah menembak. Nah hal ini Ricky dengan tegas katakan ‘izin saya tidak sanggup saya tidak kuat mental’. Nah hal ini juga didukung oleh profil psikologis bahwa dia mampu memiliki kondisi psikologis untuk berani katakan tidak pada pimpinan yang posisinya jauh lebih tinggi,” ujar Nathael.
 
Di sisi lain, perintah itu di luar keahlian Ricky yaitu menembak.
 
“Yang bersangkutan bertugas di bagian lantas. Terutama secara spesifik fungsinya regident. Saya pahami bahasa sehari-hari tugas dia administrasi. Jadi bukan sesuatu yang dalam kesehariannya bahkan dari pelatihan, dia punya skill untuk gunakan senjata. Sehingga yang bersangkutan bisa untuk menolaknya,” ujarnya.***

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x