Potret Tradisi Lebaran Ketupat di Berbagai Daerah Indonesia, Mulai Dari Cirebon Hingga Gorontalo

- 29 April 2023, 16:30 WIB
Berikut potret tradisi Lebaran Ketupat di berbagai daerah Indonesia, mulai dari Cirebon hingga Gorontalo.
Berikut potret tradisi Lebaran Ketupat di berbagai daerah Indonesia, mulai dari Cirebon hingga Gorontalo. /Pixabay

 

Berita KBB - Akhir pekan ini bertepatan dengan tanggal 8 Syawal atau 1 minggu pasca hari raya Idul Fitri 2023. Masyarakat di berbagai daerah Indonesia pun mengisi akhir pekan dengan melaksanakan tradisi Lebaran Ketupat.

Ditulis Berita KBB sebelumnya, Lebaran Ketupat dilakukan setelah tuntas melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari berturut-turut. Tradisi ini pun menjadi momen untuk saling mengakui kesalahan, meminta maaf, dan berbagi rezeki yang dimiliki dengan sesama.

Setiap daerah memiliki bentuk perayaan Lebaran Ketupat yang berbeda-beda. Berita KBB menghimpun 3 daerah Indonesia yang melaksanakan tradisi ini dengan caranya yang unik dan khas masing-masing.

Baca Juga: Daftar Online MasterChef Indonesia Season 11, Berikut Syaratnya

Mari kita intip potret tradisi Lebaran Ketupat di berbagai daerah Indonesia, yang dalam artikel ini akan dibahas tradisi perayaan di Cirebon Jawa Barat, Palu Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.

 

  1. Lebaran Ketupat di Cirebon, Jawa Barat

 

Di lingkungan pesantren di wilayah Cirebon, Jawa Barat, Lebaran Ketupat disebut juga dengan Bakda Kupat. Di Kota Udang, tradisi ini merupakan ajaran dari Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama Islam di sana.

 

Dilansir NU Online, Lebaran Ketupat di Buntet Pesantren Cirebon dimanfaatkan untuk saling mengunjungi. Tuan rumah akan menyediakan ketupat lengkap dengan lauk-pauknya untuk dicicipi oleh tamu.

Baca Juga: Mengenal Lebaran Ketupat, Sejarah dan Makna Filosofisnya, Masih Adakah Tradisi Ini di Daerahmu?

Pihak tamu akan mengambil potongan ketupat kecil-kecil yang berbentuk dadu ke dalam piring, kemudian dipasangkan dengan menu lauk khas Lebaran seperti rendang sapi, empal kambing, atau opor ayam.

 

Pimpinan Pondok Buntet Pesantren Cirebon, KH Hasanudin Busyrol Karim (alm) pernah mengatakan, Lebaran Ketupat di sini merupakan ungkapan rasa syukur usai melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari.

 

Saat ini, tradisi ini lebih dititikberatkan sebagai wadah silaturahmi bagi sanak saudara yang belum sempat bertemu pada hari raya Idul Fitri pekan sebelumnya.

 

Di wilayah Cirebon, pesantren yang melaksanakan Lebaran Ketupat ini antara lain Gedongan, Kempek, Babakan, Balerante, dan Arjawinangun. Selain itu, Keraton Kasepuhan dan Kanoman Cirebon juga turut meramaikan tradisi Lebaran Ketupat di Kota Udang.

 

  1. Lebaran Ketupat di Palu, Sulawesi Tengah

 

Masyarakat Kelurahan Baru, Kota Palu, Sulawesi Selatan merayakan Lebaran 8 Syawal sedikit berbeda. Perbedaannya terletak pada makanan yang disajikan, di mana masyarakat setempat menyajikan Mandura, makanan khas Suku Kaili yang terbuat dari beras ketan.

 

Dilansir Antaranews, menurut Ketua Adat Kampung Baru, Husen Saleh, Mandura terdiri dari 3 warna, merah, putih dan hitam yang memiliki filosofinya masing-masing.

Baca Juga: Puncak Arus Balik Kedua, Berikut Update Wilayah Diprediksi Hujan Pada Sabtu - Minggu ‪29 - 30‬ April 2023

Warna merah melambangkan keberanian menegakkan kebenaran dan mengakui kesalahan, serta saling merangkul dan memaafkan. Warna putih melambangkan kesucian dan keikhlasan, dan warna hitam melambangkan keadilan dan kejujuran.

 

Lebaran Mandura ini dimeriahkan dengan pawai yang diikuti masyarakat, terdiri dari iring-iringan kendaraan roda 2 dan roda 4. Gunungan ratusan buah Mandura yang ditata berbentuk piramida dan dihiasi pernak-pernik, diangkut dengan sebuah mobil bak.

 

Iring-iringan pawai itu kemudian berkeliling daerah Kelurahan Baru, Kota Palu. Selanjutnya pada malam hari, rangkaian Lebaran Mandura dilanjutkan dengan pawai obor.

 

  1. Lebaran Ketupat di Gorontalo

Masyarakat Desa Ombulo Kabupaten Gorontalo punya menu khasnya sendiri dalam merayakan Lebaran Ketupat ini. Mereka memasak nasi jaha atau lemang untuk disuguhkan kepada para tamu yang datang dan sebagiannya lagi untuk dijual.

 

Dilansir Antaranews, warga setempat menuturkan, nasi jaha yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dan rempah-rempah ini selalu menjadi menu wajib pada Lebaran Ketupat.

 

Nasi jaha dikonsumsi bersama lauk berupa ayam bakar, daging sapi rica balanga, sate daging sapi, dan kuah bugis.

 

Makanan ini dimasak dalam sepotong bambu yang dibakar. Satu karung beras cukup untuk membuat 150 bambu nasi jaha. Setiap bambunya pun dapat kembali dipotong-potong berukuran kecil menjadi belasan porsi nasi jaha.

 

Demikian potret tradisi Lebaran Ketupat di berbagai wilayah Indonesia, mulai dari Cirebon, Palu, hingga Gorontalo. Manakah yang paling unik dan menggoda lidah menurut Anda?***

 

 

Editor: Miradin Syahbana Rizky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x