Berita KBB - Aksi impresif Yadi Mulyadi di lini sebagai pemain bertahan mewarnai permainan Persib Bandung era 1990-an. Pria asal Lembang, Bandung Barat itu menjadi salah satu bek yang sulit dilewati lawan kalau itu.
Pemain kelahiran 17 Desember 1969 itu menjadi salah satu pilar lokal andalan Maung Bandung saat menjuarai menjuarai kompetisi Perserikatan edisi terakhir pada musim 1993/1994 dan Liga Indonesia musim 1994/1995.
Dengan postur yang ideal sebagai seorang bek tengah, Yadi Mulyadi menjadi tembok kokoh bersama rekan duetnya Robby Darwis. Keduanya sangat sulit ditembus lawan ketika itu.
Baca Juga: Akibat Seks Bebas Lalu Tertular HIV-AIDS, 4 Warga Cimahi Meninggal Dunia
Namun sebelum bergabung dengan Persib Bandung, Yadi ternyata awalnya memilih berkarir bersama Petrokimia Gresik pada ajang Galatama tahun 1989. Hal itu dikarenakan ia menimba ilmu di Universitas dr. Soetomo.
Namun karirnya bersama tim asal Jawa Timur itu tidak berjalan mulus. Yadi akhirnya membela Persib Bandung.
Dimusim perdananya membela Maung Bandung, ia langsung merasakan gelar juara kompetisi Perserikatan edisi terakhir musim 1993/1994.
Baca Juga: Download Lagu MP3 Gratis di Gudang Lagu Terbaru 2022 Tanpa MP3Juice atau 4share
Hal itu diakui Yadi Mulyadi sebagai salah satu momen terbaiknya selama menjadi pemain sepakbola. Dimana saat musim perdananya membela Persib Bandung langsung menjadi juara.
"Itu momen-momen luar biasa apalagi juara Perserikatan terkakhir debut di Persib langsung juara. Itu tidak bisa di lupakan sampai sekarang masih ingat," kata Yadi di Lembang pada Senin (29/8/2022).
Yadi Mulyadi bersama Persib Bandung kemudian mengikuti kompetisi Liga Indonesia musim 1994-1995. Di kompetisi yang merupakan leburan dari Galatama itu mempertemukan Yadi dengan Petrokimia Gresik sebagai lawan.
Baca Juga: Prediksi! Harga iPhone 14 Dibanderol Belasan Juta, Mana yang Paling Mahal?
Dua kali Yadi Mulyadi bersama skuad Pangeran Biru melawan bekas klubnya Petrokimia Gresik. Pertama kedua klub bertemu pada laga pembuka Grup B babak 8 besar, yang berakhir dengan skor imbang 0-0.
Kemudian Persib Bandung dan Petrokimia Gresik bertemu lagi pada babak final. Yadi Mulyadi tetap dipercaya menjadi duet tanggung bersama Robby Darwis. Benteng kokoh keduanya sukses membuat duet penyerang Petrokimia Gresik yakni Jacksen F Tiago dan Widodo C Putro tak berkutik, hingga Persib Bandung menjadi juara.
Aksi impresifnya bersama Persib Bandung membuat Yadi Mulyadi kerap dipanggil Timnas Indonesia. Ia kini sudah tidak aktif lagi bermain sepakbola. Meski begitu, namanya terdaftar sebagai legenda Maung Bandung.
Setelah pensiun, Yadi Mulyadi menjajal dunia kepelatihan. Terakhir, ia sempat menangani Persib Bandung U-20. Kemudian tahun ini ia dipercaya menangani tim sepakbola pelajar Kota Bandung. Ia juga tercatat sebagai PNS di Pemkot Bandung.
"Saya alhamdulillah masih di dunia sepakbola, masih melatih. Terakhir di Persib usia 20 dan sekarang pelajar Kota Bandung," terang Yadi.