Setiawan memandang penting hal ini mengingat ketersediaan energi fosil yang semakin berkurang, juga dampak negatifnya terhadap pencemaran lingkungan.
Baca Juga: Menuju Indonesia Mandiri dengan Energi Terbarukan di 2050, Siapkah Kita?
“Pameran ini yang pertama di Indonesia, adalah upaya untuk membuat familiar bahwa kita mempunyai produk bahan bakar lain yang tidak menggunakan energi fosil, di antaranya adalah yang melalui energi listrik,” ujar Setiawan.
“Memang energi fosil tentu saja akan terus berkurang, tapi di sisi lain energi fosil ini pun mempunyai dampak pencemaran terhadap lingkungan,” tuturnya.
Setiawan memaparkan, dalam mendukung bauran energi nasional Jabar punya target berkontribusi sebesar 10 persen, dan akan ditingkatkan menjadi 20 persen pada 2030. Pada 2050 akan ditingkatkan lagi menjadi 28-30 persen.
Baca Juga: Energi Terbarukan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Ajak Mahasiswa Kolaborasi dengan ADPMET
Sebagai implementasi, sejak 2021 Pemda Provinsi Jabar mulai menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan dinas Gubernur, Wakil Gubernur, beserta pengawal. Gubernur Ridwan Kamil beberapa kali mempromosikannya di media sosial.
Tantangan selanjutnya adalah ketersediaan baterai listrik dan pos pengisian baterai listrik, yang dijawab dengan _groundbreaking_ pabrik baterai listrik HKML Battery Indonesia di Proyek Karawang New Industrial City, Kabupaten Karawang oleh Presiden Joko Widodo September 2021.
“Saat ini Pak Gubernur, Pak Wakil Gubernur dan para pengawal pribadinya (walpri) sudah menggunakan mobil listrik, dan terbukti kalau kita hitung antara bahan bakar dan penggunaan pengeluaran biaya lainnya itu lebih efisien,” sebut Setiawan.
Baca Juga: Soal Insiden Ledakan Kilang Balongan, Pengamat Energi: Megaproyek Pertamina Terancam Mandek