Encep menuturkan, pada saat matahari terbenam pukul 17.55 WIB, tinggi hilal sudah +04˚57’02”, dan hilal terbenam pada pkl 18.24 WIB. “Nilai ketinggian hilal saat ini sudah memenuhi Batas minimal hilal mungkin terlihat (Imkan Rukyat), yaitu kriteria +3˚, sehingga hilal sangat mungkin dilihat,” ungkapnya.
Menurutnya, jarak sudut lengkung bulan dari matahari yang disebut Elongasi berada pada nilai +1˚34’15”.
Encep mengatakan, peralatan yang dipergunakan terdiri dari Teropong Digital Computerize dua buah & Teropong manual satu buah.
“Diantaranya yang tersimpan di doom albiruni dan milik BHRD Provinsi Jawa Barat,” katanya.
Baca Juga: 12 Ucapan Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah: Taqabbalallahu minna wa minkum...
Encep menerangkan, pengamatan dilakukan secara manual dan digital. Pengamatan digital menggunakan teleskop digital yang terpasang di dalam observatorium / doom, dibantu juga dengan kamera CCD hitam putih yang menghubungkan teropong dengan laptop dan terkoneksi juga ke Layar TV melalui HDMI.
“Untuk membuka kamera tersebut digunakan software Sharpcap yang berfungsi untuk memonitor tangkapan hilal / matahari pada teropong. Melalui software ini pun digunakan untuk mendokumentasikan hilal dalam bentuk foto atau video. Apabila hasilnya tidak diketahui secara jelas objeknya / hilalnya, maka akan dilakukan olah citra hilal dengan software lainnya seperti iris atau siril. Keduanya merupakan software astronomi yang berfungsi untuk mengolah citra hilal agar terlihat kontras,” jelas Encep.
Pengamatan hilal ini kata Encep, seluruhnya dilakukan oleh tim Observatorium Albiruni Fakultas Syariah Unisba.
Baca Juga: Jelang Hari Raya Idul Fitri DAIA BEDUGDERAN Ajak Keluarga Bahagia Lahir Batin