Ridwan Kamil Dorong Anggota TNI Jadi Relawan Penyuntik Vaksin

- 17 November 2020, 21:30 WIB
Sejumlah anggota TNI mengikuti seminar Studi Wilayah Pertahanan Perwira Siswa Pendidikan Reguler LIX Seskoad TA 2020, di Jalan Gatot Subroto, Seskoad, Kota Bandung, Selasa 17 November 2020.
Sejumlah anggota TNI mengikuti seminar Studi Wilayah Pertahanan Perwira Siswa Pendidikan Reguler LIX Seskoad TA 2020, di Jalan Gatot Subroto, Seskoad, Kota Bandung, Selasa 17 November 2020. /Humas Jabar/Yogi

BERITA KBB - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong anggota TNI menjadi relawan petugas penyuntik guna mempercepat proses vaksinasi COVID-19 pada waktunya nanti.

Untuk itu penting bagi anggota TNI yang ditugaskan di sektor kesehatan mempelajari tata cara penyuntikan vaksin.

“Saya mohon Seskoad mengkaji potensi penyuntikan vaksin, di mana nantinya prosesnya akan membutuhkan dan melibatkan banyak SDM. Ini untuk menekan waktu yang lebih cepat dalam pemberian vaksin kepada masyarakat,” kata Emil saat menjadi narasumber seminar Studi Wilayah Pertahanan Perwira Siswa Pendidikan Reguler LIX Seskoad TA 2020, di Jalan Gatot Subroto, Seskoad, Kota Bandung, Selasa 17 November 2020.

Baca Juga: Iklim Investasi Perlu Didukung Tenaga Kerja Berkompetensi Tinggi

Untuk itu, Emil menaruh harapan Seskoad berkenan menjadi relawan untuk menyuntikan vaksin kepada masyarakat Indonesia, khususnya Jabar.

“Apabila hal itu terjadi, akan menjadi sebuah sikap yang luar biasa untuk kemaslahatan masyarakat dalam menyambut kehidupan yang lebih baik pasca pandemi COVID-19,” ucapnya.

Saat menjadi narasumber, Emil menceritakan tentang kepemimpinannya dalam menangani COVID-19. Dimulai dari menghadapi dinamika di lapangan, hingga beberapa keputusan yang diambilnya mengalami tanggapan pro kontra masyarakat.

Baca Juga: Indonesia SIAP Ajak 10.000 Keluarga di Jawa Barat Wujudkan Keluarga Sehat dan Sejahtera

“Saya ceritakan bahwa dinamika penanganan COVID-19 di lapangan itu sangat beragam, dan tantangannya pun tidak mudah, banyak keputusan yang didapat dengan eksperimen dan masih sering terjadi trial and error,” ujarnya.

Selain itu, dirinya pun menyebutkan empat tipe kepemimpinan dalam penanganan COVID-19, yang pertama adalah kepemimpinan sensitif yang selalu menghadirkan solusi-solusi untuk keluar dari tekanan.

Halaman:

Editor: Ade Bayu Indra


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah