Puluhan Tenaga Kesehatan Hewan Melaksanakan Praktek Lapangan Pelatihan Kesehatan Hewan Garis Depan di Lembang

12 Januari 2024, 13:39 WIB
Puluhan Tenaga Kesehatan Hewan Melaksanakan Praktek Lapangan Pelatihan Kesehatan Hewan Garis Depan di Lembang /

BERITA KBB-Puluhan tenaga kesehatan hewan di Provinsi Jawa Barat melaksanakan praktik lapangan pada kegiatan pelatihan "Tenaga Kesehatan Hewan Garis Depan" di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis 11 Januari 2024. 

Kegiatan yang diselenggarakan selama empat hari itu digelar oleh Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Asosiasi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia (AFKHI) dan Indonesia Australia Red Meat Cattle Partnership (IARMCP).

Ketua program studi Kedokteran Hewan, fakultas kedokteran Unpad, Dr. drh. Endang Yuni Setyowati, M. Sc. Ag. mengatakan, kegiatan praktik tersebut sebagai bentuk implementasi dari teori yang dipelajari pada kegiatan pelatihan saat ini.

"Jadi dokter hewan yang hadir di sini adalah dokter hewan terdepan di setiap Kabupaten di Jawa Barat," katanya saat ditemui di lokasi, Kamis (11/1/2024).

Baca Juga: Sinopsis Film Kung Fu Jungle: Donnie Yen Bantu Kepolisian Buru Ahli Bela Diri Pembunuh Demi Bebas Dari Penjara

Dia menambahkan, nantinya para tenaga kesehatan hewan ini dapat menginvestigasi lebih awal bila di suatu saat nanti ada kejadian penyakit (hewan) yang diduga menular.

"Jadi apabila diketahui lebih awal maka tindakan pengobatannya lebih cepat dan pencegahan penularan ke hewan lainnya itu bisa dicegah," katanya.

"Saat ini para dr Hewan garis depan melakukan praktik apa yang sudah di dapat selama dua hari teori teori bagaimana sih kita menginvestigasi pada peternak pemilik sapi," bebernya.

Baca Juga: Curah Hujan Tinggi Diprediksi Terjadi Hingga Sepekan ke Depan, Masyarakat Diimbau Waspada

Ia menjelaskan, pada kegiatan ini pihaknya fokus terhadap penanganan wabah penyakit pada hewan ternak jenis sapi. Agar kedepannya para tenaga kesehatan hewan ini dapat melakukan investigasi awal saat ada wabah penyakit terjadi pada hewan ternak.

"Karena ini kita fokusnya di sapi, bagaimana mulanya diketahui sapi ini sakit. Apakah sapi yang sakit ini hanya di kandang sendiri atau dari kandang tetangga. Apakah ada sapi yang dibeli dari tempat lain dan sebagainya," katanya.

"Sehingga dapat ditelusuri penyakit ini awalnya dimana atau dari kandang sendiri atau dari tempat lain. Mereka bertanya kepada pemilik ternak dulu tiap kandang sehingga diketahui sebetulnya penyakit ini tuh apakah bersifat menular atau tidak hanya di kandang ini saja atau dia nanti akan berkeliling ke kandang sekitarnya," katanya.

Dia mengatakan, kegiatan itu juga sebagai upaya preventif untuk menjaga tidak terjadinya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sepertinya yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Waktu dekat ini akan ada keadaan lalulintas hewan seperti idul Fitri idul adha lalulintas dari provinsi lain Jawa timur akan padat ke Jawa Barat karena memang apa namanya konsumsi di Jawa Barat cukup tinggi," katanya.

"Jadi dr Hewan garis depan ini Alhamdulillah mereka bisa mengetahui sejak awal ya adanya kelainan-kelainan klinis pada sapinya. Itu bisa distop di titik itu saja tidak menyebar kemana-mana," katanya.

Ia menegaskan, jika dalam investigasi ini ditemukan ada kemungkinan penyakit menular pada hewan maka treatment dan pengobatannya dimaksimalkan termasuk upaya pencegahannya.

"Kegiatan ini dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam bahkan hari pertama sampai jam 10 malam. Itu mereka tetap semangat jadi kami sebagai penyelenggara senang gitu melihat antusiasmenya," katanya.

Sementara itu salah seorang peserta dari Cirebon, Drh Meita mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik dengan kegiatan tersebut karena wabah PMK dan LSD sempat tinggi beberapa waktu lalu.

"Kita lebih mengetahui cara menginvestigasi kasus ini, mungkin tinggal melengkapi apa yang kita tidak ketahui. Mungkin nanti bisa divariasi lagi materinya," katanya.

Sementara itu, peserta lain dari KPSBU Lembang, Drh Asep Suwandi mengatakan, kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang baik dalam pengendalian dan investigasi serta deteksi dini terhadap wabah terhadap hewan ternak.

"Karena sekarang PMK sudah nol tapi takutnya ada wabah yang lain kita jadi garda terdepan. Bagus kegiatan ini sebagai bekal baru. Midah-mudahan kedepannya kegiatan serupa ditambah," katanya.

Sementara itu, salah seorang peternak sapi di Lembang, Wahyu Rajatna (60) mengatakan, dirinya mengaku senang dengan adanya kegiatan itu. Apalagi dirinya menjadi salah satu peternak yang terdampak wabah PMK.

"Kalau di sini saya adalah salah seorang peternak yang sapinya banyak yang mati karena PMK. Oleh karena itu, dengan kegiatan ini juga saya sudah teredukasi," katanya.***

Editor: Siti Mujiati

Tags

Terkini

Terpopuler